Harga Semen Tak Boleh Melebihi Rp 78.000

Sabtu, 13 Desember 2014 – 02:18 WIB

jpnn.com - TARAKAN – Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Tarakan, membantah kabar terjadinya penimbunan yang menyebabkan semen langka di beberapa agen distributor belum lama ini.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindagkop Tarakan, Untung Prayitno mengatakan penyebab langkanya semen dikarenakan adanya permintaan cukup banyak dari konsumen. Kelangkaan juga disebabkan pendistribusian muatan semen dari perusahaan ke kapal angkut.

BACA JUGA: Mantan Anggota Dewan Dicambuk

“Permintaan dari pengusaha konstruksi untuk mengejar target pembangunan meningkat dari sebelumnya. Sementara itu, pendistribusiannya dari perusahaan ke kapal-kapal juga harus bergantian, karena yang dilayani tidak hanya kapal yang akan ke Tarakan saja,” kata Untung saat ditemui kemarin (12/12).

Tidak hanya itu, faktor cuaca juga memengaruhi pengiriman semen. Untuk diketahui, pengiriman semen saat ini hanya menggunakan kapal angkut barang dengan muatan sedikit. Rata-rata kapal hanya mampu memuat 40 – 80 ribu sak semen untuk sekali pengiriman, sehingga pengaruh untuk tidak melayar akibat cuaca buruk sangat besar.

BACA JUGA: Kos-kosan jadi Tempat Mesum, Pejabat Pemko Risau

“Cuaca buruk juga memengaruhi pengiriman, karena kapal angkut semen yang digunakan oleh agen distributor bukan kapal kontainer melainkan kapal angkut barang dengan muatan terbatas,” ujar dia.

Akan tetapi, semen yang sempat mengalami kelangkaan dapat dipastikan akan di distribusikan ke agen masing-masing.

BACA JUGA: Kenaikan Tarif Angkutan 25 Persen Disosialisasikan

“Informasi dari beberapa agen, semen telah masuk ke agen dan siap untuk dipasarkan. Ada 44 ribu sak semen dikabarkan masuk ke Tarakan dan disusul 88 ribu sak semen pada Senin (15/12) nanti,” beber Untung.

Sebelumnya, muncul dugaan jika semen yang dijual ke pengecer menggunakan harga yang tidak sesuai dengan ketetapan akibat sempat langka. Namun Untung menyatakan sejauh ini agen distributor semen yang ada di Tarakan menjual semen dengan harga normal.

Menurutnya, yang patut dicurigai adalah kalangan pengecer yang menjual harga semen diatas harga rata-rata.

“Kalau yang bermain harga adalah distributor kami bisa memberikan sanksi terhadap distributor yang ‘nakal’, bahkan bisa terkena sanksi pencabutan izin. Tapi yang patur dicurigai ialah pengecer yang biasanya menjual semen diatas HET. Untuk masalah ini harus dilacak terlebih dahulu jumlah pengecer semen yang ada di Tarakan,” lanjutnya.

Terkait dugaan adanya pengecer yang menjual semen diatas Harga Eceran Tetap (HET), Disperindagkop berjanji akan memantau perkembangan harga di pasaran.

Pihaknya berjanji akan memberikan teguran kepada pengecer apabila tertangkap menjual semen diatas harga yang telah ditetapkan.

“Harga yang ditetapkan dari agen distributor Rp 73 ribu per sak, namun kami memberikan kesempatan kepada pengecer untuk menaikkan harga tersebut sekitar Rp 4 – 5 ribu tidak lebih dari itu. Apabila ada pengecer yang menjual hingga Rp 88 ribu per sak-nya maka itu sudah kelewatan, paling mentok harga per sak semen itu Rp 78 ribu,” ulas Untung.

“Selain itu kami mengimbau kepada seluruh pengecer untuk menjual semen dengan harga yang wajar. Jika tertangkap pengecer menjual semen dengan harga yang tinggi, maka akan kami tegur terlebih dahulu. Tapi jika masih bandel, bisa-bisa sanksi tegas akan kami kenakan kepada agen yang bersangkutan,” timpalnya.

Kendati demikian, Untung mengimbau agar masyarakat jangan panik terhadap kelangkaan semen yang sempat meresahkan. Menurutnya, keresahan tersebut sudah teratasi dalam waktu dekat, karena semen sudah dipastikan akan masuk ke Tarakan. Sehingga aktivitas perniagaan pun kembali normal sebagaimana mestinya.

“Masyarakat tidak perlu panik, karena semen sudah masuk ke Tarakan. Kelangkaan ini juga bukan karena unsur kesengajaan dari salah satu pihak, melainkan karena persoalan teknis yang tidak bisa dihindari,” tuntasnya. (*/mng/ddq)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Korupsi Sapi, Pejabat Ini Langsung Dicopot


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler