Harga Tiket Pesawat Mahal, Maskapai Disarankan Kurangi Batas Atas

Jumat, 26 April 2019 – 05:38 WIB
Petugas maskapai penerbangan melayani konsumen soal tiket pesawat. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Kepala Tim Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan (KPw) BI Kaltim Prabu Dewanto mengatakan, saat ini yang masih menjadi perhatian serius adalah harga tiket pesawat jelang Ramadan.

Apalagi, sambung Prabu, mulai akhir tahun lalu harga tiket pesawat masih cenderung mahal.

BACA JUGA: Biayai Proyek Strategis, Pemda Bisa Lirik Pasar Modal

“Ini yang masih menjadi kendala. Belum turun banyak di APT Pranoto. Yang lebih kami khawatirkan (maskapai) menggunakan tarif batas atas karena mau Idulfitri,” katanya, Rabu (24/4).

Prabu menilai para maskapai saat ini menerapkan tarif tiket mendekati batas atas. Menurut dia, hal itu cukup memberatkan.

BACA JUGA: Penyebab Utama Nominal Transaksi Nontunai Masih Sedikit

Oleh sebab itu, dia mengusulkan perlunya evaluasi dari pemerintah pusat, yakni Kementerian Perhubungan.

“Mungkin (perlu) mengurangi batas atas atau imbauan khusus ke maskapai. Jadi, kalaupun harganya tinggi, polanya tetap dijaga,” tuturnya.

BACA JUGA: Semoga Harga Tiket Pesawat Kian Murah Agar Inflasi Terjaga

Dia meminta adanya kajian apakah batas atas harga tiket pesawat bisa diturunkan. Hal itu agar beban yang diberikan kepada konsumen bisa berkurang.

Apalagi Kaltim menjadi salah satu daerah yang ikut rapat dengan maskapai terkait penerapan harga tiket pesawat.

Tidak seluruh daerah ikut. Namun, karena tingginya batas atas di Bumi Etam, pihaknya meminta penurunan batas atas.

Prabu mengakui bahwa hal ITU memang belum diakomodir oleh Kementerian Perhubungan.

“Sebab, maskapai tidak salah selama itu tidak melewati batas atas. Kami akan coba lagi untuk menurunkan batas atas atau evaluasi apa yang diberikan untuk Kaltim,” pungkasnya. (ctr/ndu2/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Kenaikan Harga Tiket Pesawat Jelang Lebaran 2019


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler