Penyebab Utama Nominal Transaksi Nontunai Masih Sedikit

Kamis, 25 April 2019 – 01:54 WIB
Ilustrasi layanan nontunai. Foto: Indopos/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Jumlah nominal transaksi nontunai di Kalimantan Timur terbilang masih sedikit. Faktor paling utama ialah kebiasaan masyarakat yang masih nyaman melakukan pembayaran tunai.

Selain itu, infrastruktur yang masih jarang. Penetrasi uang elektronik bank juga lebih lambat dari start-up.

BACA JUGA: Semoga Harga Tiket Pesawat Kian Murah Agar Inflasi Terjaga

“Kenapa? Pertama karena birokasi bank terlalu panjang. Berbeda dengan startup. Mereka untuk memutuskan dalam waktu satu minggu atau satu bulan saja sudah bisa. Bank bisa sampai satu tahun,” kata Kepala Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Prabu Dewanto, Senin (22/4).

BACA JUGA: Pelni Implementasikan Pembayaran Tiket Secara NonTunai

BACA JUGA: Kebutuhan Daging Sapi Tembus 2.352 Ton

 

Selain itu, sambungnya, faktor regulasi masih mengekang bank. Perbankan yang mengatur cukup banyak.

BACA JUGA: Kredit Baru Melambat, Standar Penyaluran Harus Dilonggarkan

Mulai Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BI, dan lembaga lainnya. Akhirnya hal itu membatasi ruang gerak mereka.

“Jadi, faktor internal dan regulasi ini yang selama ini membuat uang elektronik bank kalah dengan startup,” bebernya.

Menurutnya, solusi yang bisa diambil ialah bank melakukan sinergi dengan startup. Beberapa bank mulai melakukan hal ini.

Mereka menyadari startup atau bisnis rintisan ini bisa jadi momok bagi perbankan.

Prabu menjelaskan, pihaknya tidak lantas menjadi penonton. Langkah sudah diambil sejak dini.

Pihknya sudah memiliki klausul untuk uang elektronik yang sudah berkembang seperti Go-Pay dan OVO.

Nantinya mereka diwajibkan menjadi satu payung. Baik uang elektronik perbankan dan Go-Pay atau OVO akan saling berintegrasi.

“Seperti GPN, menggunakan satu mesin saja sudah bisa mengakomodir uang elektronik apa saja. Program itu saat ini kami sedang jalankan. Masih dalam tahap awal,” tuturnya.

Asisten Analis Ekonomi KPw BI Kaltim Wahyu Baskara Santoso menerangkan, secara pengguna, untuk wilayah Kawasan Indonesia Timur (KTI) Kaltim terbanyak. Sekitar, 184.333 pengguna.

Namun, transaksinya tidak terlalu besar. Data 2017 menunjukkan transaksi dalam satu tahun untuk nontunai atau uang elektronik sekitar Rp 113 juta. (aji/ndu/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inflasi Ramadan Lebih Rendah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler