jpnn.com, BATAM - Sebanyak 12 asosiasi pelaku pariwisata Kepri yang tergabung dalam Forum Pelaku Pariwisata Kepri menggelar Pawai Keprihatinan Masyarakat Pariwisata, Senin (11/2).
Umumnya pawai, penyampaian aspirasi ini unik karena peserta memakai pakaian karnaval, baju adat seperti khas Dayak Kalimantan, Tanjak Melayu hingga kostum tokoh pewayangan seperti Gatotkaca.
BACA JUGA: Batam Shipyard Offshore Association Mengadu ke Kemenko
"Tingginya harga tiket dan kebijakan bagasi berbayar, ini jelas membunuh sektor pariwisata," kata Presidium Pawai Keprihatinan Masyarakat Pariwisata, Irwandi Azwar.
Pawai dimulai dari Gerbang Utara Engkuputri Batam menuju Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Batam sembari memainkan alat musik tradisional.
BACA JUGA: Mat Sahrah Diupah Rp 40 Juta Bawa 948 Gram Sabu-sabu ke Surabaya
Pria yang juga Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Kepri ini, mengatakan, harapan agar dua kebijakan ini ditinjau kembali agar sektor pariwisata dapat bergairah kembali. "Sehingga, ekonomi mikro seperti UMKN di hilir akan bangkit kembali," kata dia.
Ditanya perihal imbas dua kebijakan dalam dunia penerbangan tersebut ke pariwisata, ia mengungkapkan laporan otentik penjualan oleh-oleh menurun hingga 65 persen, semenatar untuk tarvel agen terpaksa merubah jalur penerbangan ke luar negeri seperti ke Singapura maupun Malaysia.
BACA JUGA: Polda Kepri Bongkar Bisnis Prostitusi Online di Batam
"Soalnya ke Batam tiket mahal, terpaksa mendivert atau menukar ke luar negeri, jadi kami penjemputan ke luar negeri, ini miris sementara saat promsi kami sampaikan langsung ke Batam," papar dia.
Dua kebijakan ini dinilai akan menjadi batu sandungan target pergerakan wiswatawan domestik tahun 2019 ini. Tidak hanya pelaku pariwisata, kebijakan ini berpengaruh pada kegiatan masyarakat umum yang akan terkendala perjalanannya, apalagi perjalanan yang bersifat segera karena tiket mahal. Maka dalam kesempatan itu, para peserta pawai juga menandatangani petisi.
"Kami tetap meminta kebijakan ini tetap ditinjau, kasarnya turunkan segera harga tiket pesawat dan tinjau kebijakan bagasi berbayar," ucapnya.
Dia menilai, pemeberlakuan dua kebijakan ini secara bersamaan sangat berat. Idelanya, kata dia, jika bagasi berbayar diterapkan harusnya harga tiket murah.
"Tapi kalau dua-duanya naik, ini sangat berat," kata dia.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam Ardiwinata, mengatakan pawai keprihatinan oleh asosiasi pariwisata merupakan kegiatan yang wajar, apalagi dua kebijakan tersebut cukup berpengaruh pada sektor pariwisata.
"Walikota sudah surati presiden. Soal ini, memang dunia pariwisata pasti terdampak," imbuhnya.
Dia mengatakan, dampak tiket mahal dan bagasi berbayar tidak hanya terkait pariwisata namun juga tentang Batam dalam berbagai kegiatan.
"Berdampak pada daya beli, even dan lain sebagainya," kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kepri Buralimar berjanji akan meneruskan apa yang disampaikan oleh para pelaku pariwisata tersebut ke Kementrian terkait.
"Kami akan teruskan aspirasi mereka ke Kemenhub dan Kemenpar," pungkasnya.(jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Berhasil Tangkap Terduga Pelaku Pembunuhan Sadis di Batam
Redaktur & Reporter : Budi