jpnn.com, BATAM - Harga tomat di Batam, Kepulauan Riau melambung hingga Rp 2.500 per buah. Mahalnya harga tomat diduga karena dari daerah penghasil banyak gagal panen karena curah hujan tinggi dalam sebulan terakhir ini.
Bahkan tingginya harga tomat membuat komoditas ini langka di pasaran. Kalau pun ada yang menjual, kualitasnya sudah tak segar lagi.
BACA JUGA: Pelayanan Publik di Batam Masih yang Terbaik di Indonesia
Neti, pedagang sayur di Pasar Tos 3000 Jodoh menyebutkan harga tomat naik dua kali lipat. Sebelumnya masih dijual Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per kilogram (kg), namun saat ini dibandrol Rp 14.000 sampai Rp 15.000 per kg. "Bulan lalu harganya masih Rp 7.000 per kilo, sekarang sudah Rp 15.000 per kilo," ujar Neti, Selasa (27/11).
Menurut dia, tomat yang ia jual berasal dari daerah Medan. Diduga tingginya curah hujan di daerah tersebut membuat sebagian hasil ladang petani gagal panen. "Kalau hujan terus, tomat bisa cepat masak dan busuk," sebutnya.
BACA JUGA: Ekonomi Batam Lesu, Penjualan Properti Tetap Tumbuh
Dijelaskan Neti, satu kilogram tomat berisi 6-9 biji. Tergantung ukuran tomat. "Kalau besar, satu kilo dapatnya sedikit. Rp 15.000 dibagi enam saja itu sudah Rp 2.500 per buah," terang Neti.
Melambungnya harga tomat juga dirasakan warga yang berbelanja di pasar Bengkong. Harga tomat perkilonya Rp 16000-20.000. "Beli tomat seperempat kilo Rp 5000, dapatnya cuma tiga, itu pun ukuran kecil," ujar Tika.
BACA JUGA: KPK Rilis Survei Penilaian Integritas, Skor Kepri Hanya 67,5
Tidak hanya tomat, harga jenis sayur-sayuran lainnya juga mengalami kenaikkan. Seperti sayur kol dijual Rp 13 ribu per kg, sawi putih Rp 12 ribu per kg, dan kangkung Rp 13 ribu per ikat. Rata-rata harga sayur mayur mengalami kenaikkan Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu setiap per kg.
Edi, pedagang di Pasar Sagulung mengatakan, sejak sebulan terakhir harga sayuran tidak menentu dan cenderung terus naik. Diakuinya harga dari pemasok mengalami kenaikan. Ia menduga kenaikan harga ini dipengaruhi rendahnya tingkat panen petani karena saat ini sudah memasuki musim hujan. "Harga sayur dan cabai memang tidak menentu, dari pemasok baik dari Jawa dan Mataram, NTB selalu tinggi," ujarnya.
Cabai Berangsur Stabil
Sementara itu, harga cabai dan sayur yang mendapat perhatian khusus Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam itu, berangsur-angsur turun. Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Sagulung, terus mengalami penuruan dalam seminggu terakhir. Semua jenis cabai rata-rata mengalami penurunan harga sekitar Rp 10 ribu per kg.
Di Pasar Fanindo misalnya, cabai merah dijual Rp 35 ribu per kg atau turun sebesar Rp 5 ribu dari sebelumnya di kisaran Rp 40 ribu per kg. Cabai setan turun menjadi Rp 65 ribu per kg dari sebelumnya Rp 70 ribu per kg. Begitu juga cabai rawit hijau, kini harganya Rp 33 ribu dari sebelumnya Rp 38 ribu per kg.
Rian, pedagang di Pasar Fanindo mengatakan, harga cabai turun sejak seminggu terakhir. Namun dia meyakini harga cabai masih belum stabil hingga akhir tahun. "Harga cabai masih tetap seperti kemarin, cabai merah setan sekarang Rp 60 ribu per kg. Warga beli paling ya satu ons saja," ujarnya.
Terkait ketidakstabilan harga sejumlah kebutuhan di pasar, menurut Kepala Disperindag Kota Batam, Zarefriadi persoalan harga memang bukan masalah sederhana. "Petani harus dijaga kehidupannya kemudian masyarakat harus mampu membeli dengan harga murah dan pedagang bisa meraup keuntungan. Mudah-mudahan harga berangsur stabil hingga akhir tahun ini," terangnya, kemarin.
Stok Daging Beku Aman hingga Akhir Tahun
Stok daging sapi beku dipastikan aman hingga akhir tahun. Begitu juga soal harga dipastikan tetap stabil atau tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan harga. Ini ditegaskan William dari PT Batam Frozen Food selaku distributor daging sapi kepada Batam Pos siang kemarin.
"Saat ini harga daging sapi beku masih sama seperti bulan sebelumnya. Dari kami distributor untuk kualitas bagus Rp 80 ribu per kilo. Nanti pedagang menjual bervariasi, ada Rp 85 ribu, Rp 87 ribu per kg. Stoknya juga kami pastikan aman hingga akhir tahun. Sekarang kami punya stok seratusan ton lebih," sebutnya.
William mengakui stok daging di gudangnya harganya bervariasi. Tak hanya daging dengan harga Rp 80 ribu per kg, tapi juga ada Rp 65 ribu hingga Rp 70 ribu per kg. "Harganya yang bervariasi ini sesuai kualitas daging sapinya," ujarnya.
Senada dikatakan Acin, pemilik PT Kartika Inti selaku distributor daging sapi beku dan ayam potong es. Dia juga menjamin stok daging sapi dan ayam potong beku digudangnya mencukupi hingga Natal dan akhir tahun nanti. "Soal harga tak ada kenaikan ataupun penurunan, stabil alias sama seperti bulan lalu," jelasnya.
Acin menyebutkan harga daging sapi beku dengan kualitas bagus dijual Rp 80 ribu. "Kami juga punya (daging sapi beku, red) harga di bawah itu, hingga paling murah Rp 65 ribu per kg. Tentunya kualitasnya tidak sama dengan harga Rp 80 ribu per kilo," terangnya.
Acin juga mengakui masih memiliki stok hingga seratus ton lebih di gudang miliknya. Cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Batam. "Kalau untuk ayam potong beku, memang beberapa hari ini mengalami penurunan dari sebelumnya Rp 33 ribu hingga Rp 35 ribu per kg, sekarang turun jadi Rp 28 ribu per kilo. Dan stok ayam beku juga aman hingga akhir tahun," tegasnya.
Kendati demikian, Acin tidak menjamin harga ayam potong beku akan tetap stabil hingga akhir tahun. "Biasanya jelang perayaan Natal dan Tahun Baru permintaan ayam potong meningkat. Itu nanti harga juga akan mengikuti permintaan. Bila permintaan tinggi, biasanya harga akan naik juga," jelasnya. "Tapi intinya stok ayam potong dan daging sapi beku aman hingga akhir tahun nanti," sambung Acin mengakhiri.(she/cr1/gas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nakhoda dan 11 ABK Gadungan MV An Kang Diringkus TNI AL
Redaktur & Reporter : Budi