Harga Udang Meroket, Petani Tersenyum

Senin, 06 April 2009 – 08:29 WIB
JAKARTA - Kalangan pengusaha udang ekspor bisa sedikit bernapas legaPasalnya, harga udang di pasar global mengalami peningkatan cukup signifikan

BACA JUGA: Bunga Bank BUMN Pasti Turun

Itu terjadi menyusul meningkatnya permintaan udang untuk konsumsi di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat di tengah merosotnya suplay udang


Karena itu, sebagai konsekuensi harga udang di pasaran dunia mengalami lonjakan

BACA JUGA: Mendag: Pasar Libya Sangat Prospektif

Harga sebelumnya sekitar Rp 35 ribu per kilogram, kini harga itu terkerek pada kisaran Rp 52 ribu per kilogram
Bahkan kalangan pengusaha menyebut kenaikan harga kali ini jauh di atas normal

BACA JUGA: Ikut Misi Dagang, Pemerintah Manfaatkan Perekonomian Libya



"Selama krisis terjadi, permintaan udang stabilBahkan sekarang konsumsi udang di pasar global kekurangan pasokan," papar Denny Indradjaya, Ketua Divisi Pakan Aqua Kultur Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Indonesia ketika dihubungi INDOPOS di Jakarta, Minggu (05/04)

Melonjaknya permintaan udang itu tidak lepas dari kebiasaan konsumsi warga Eropa dan Amerika SerikatMeski sedang di landa krisis, konsumsi dan permintaan akan udang tetap tinggiKalau sebelumnya, pola konsumsi warga banyak dilakukan di restoran-restoran mewah, kini mereka memilih membawa pulang udang-udang yang dibutuhkan dengan cara di masak sendiri di rumah bersama keluarga"Udang bagi mereka sudah menjadi menu wajib setiap hariJadi tidak ada alasan untuk tidak mengkonsumsi udang kendati harganya mahal," tambahnya

Namun sayangnya sebut Denny, indonesia sebagai negara nomor tiga penyuplay udang terbesar setelah Thailand dan China, memang tidak terlalu banyak menyediakan produksi udang untuk eksporPaling sedikit 150-200 ribu ton per tahun yang di suplay untuk memenuhi kebutuhan pasar eksporPadahal, kebutuhan akan udang saat ini sedang melonjak drastis dibanding tahun sebelumnya
"Untuk angka pastinya kebutuhan udang dunia kurang tahu yaTetapi, mereka meminta kami untuk mengirim udang dalam jumlah besar meski harganya tinggi," tandas Denny

Diakui Denny, untuk menggenjot produksi udang lebih besar lagi dirasa tidak mungkinSejumlah problem klasik masih mendera para petani dan penggarap tambah udangMulai dari infrastruktur jalan, listrik dan ketersediaan diesel yang masih jauh dari harapanKemudian modal untuk menggarap tambak harus disuntik dengan dana besar dan yang terakhir tenti peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang masih lemah

"Persoalan-persoalan klasik itu sudah dikomunikasikan kepada pemerintah," tukasnyaMengenai stimulus? Denny mengaku stimulus yang dikucurkan pemerintah belum bisa mengangkat para pelaku tambakArtinya, dana stimulus yang diberikan masih belum memenuhi harapan"Para petani baru mendapat puluhan juta idealnya ratusan jutaKarena biaya untuk menggarap tambak itu tidak sedikit," ucapnya(far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polytron Raih GfK Award


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler