BACA JUGA: Marak Penjualan Miras tak Berizin, Walikota Resah
Identifikasi dan data tersebut juga diperlukan untuk mendukung analisa Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) yang saat ini sedang diteliti di China
Dia juga mengakui ada beberapa kesulitan yang dihadapi oleh pihak KNKT untuk mengevakuasi bangkai pesawat tersebut, salah satu diantaranya yakni cockpit pesawat, adalah terkait dengan sarana dan prasarana alat berat yang akan dipergunakan untuk mengevakuasi bangkai pesawat tersebut
BACA JUGA: Sumbar Lirik Pasar Ikan Nila Dunia
Namun dia lebih lanjut mengatakan, untuk itu, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan pihak Merpati dan tentunya dengan pemerintah daerah setempat.Saat disinggung soal berapa lama hasil penyelidikan terkait dengan sebab-sebab jatuhnya pesawat tersebut, dirinya menjelaskan, penyelidikan tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama.“Itu bisa dua tahun lamanya, baru bisa mengungkapkannya
BACA JUGA: Harga Jeblok, Kubis Dibiarkan Membusuk
Kita akan mendukung data lainnya untuk memperlancar penyelidikan tersebutPenyelidikan di China karena Indonesia belum memiliki software untuk membuka kotak hitam tersebut,” jelasnya saat ditanya mengapa harus ke China, padahal analisa pesawat Boeing 737 yang jatuh di Manokwari, diteliti di Jakarta.Sementara itu, Bupati Kaimana, DrsMatias Mairuma, dalam keterangannya kepada sejumlah wartawan mengatakan, direncanakan Sabtu (14/5) akan dilakukan evakuasi seluruh bangkai pesawat, yang hingga kini masih berada di dasar laut.
"Jadi setelah kita melakukan rapat koordinasi semua muspida di daerah ini, direncanakan, evakuasi tersebut akan berlangsung selama tiga hari lamanya.Nanti setelah itu, dilakukan olah TKP terhadap bangkai-bangkai pesawat tersebutKita berharap tim penyelam sudah mempersiapkan segala hal yang diperlukan guna mengevakuasi sluruh bangkai pesawat tersebut,"ujar Bupati Matias Mairuma(nic/aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gardu Induk PLN Cikalong Meledak
Redaktur : Tim Redaksi