Harga baru premium (bensin) saat ini Rp 5.000 per liter
BACA JUGA: Rupiah Melemah, Kinerja Ekspor Terdongkrak
Padahal, pada 1 Desember lalu pemerintah baru saja menurunkan harga premium dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.500BACA JUGA: Pajak Holding Membengkak, BUMN Terbebani
Penurunannya Rp 700 per liter, dari Rp 5.500 menjadi Rp 4.800Jika selama ini kenaikan harga BBM selalu diumumkan oleh Menkeu di Departemen Keuangan, kali ini SBY melaksanakan sendiri di Istana Presiden
BACA JUGA: Kinerja Bank Syariah Lampaui Capaian 2007
SBY mengumumkan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla setelah rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Minggu(14/12) sore"Terkait inflasi, kita memutuskan berapa harga BBM yang tepat dan pantasSaya sudah mengambil keputusan untuk menurunkan harga premium dan solar," ujar SBY.Dari hasil exercise yang dilakukan pemerintah, lanjut dia, penurunan harga BBM yang paling pas Rp 500 untuk premium dan Rp 700 untuk solar''Khusus premium, kalau dihitung sejak sebelum Desember, berarti turunnya Rp 1.000,'' katanya
Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati mengatakan, harga BBM jenis premium dan solar diturunkan karena harga minyak mentah dunia merosot tajamHarapannya, inflasi turun 0,3 persen-0,5 persen''Kalau inflasi turun, daya beli masyarakat bisa terjaga,'' imbuh Sri Mulyani.
Bagaimana jika harga minyak mentah dunia kembali naik? Sri Mulyani yang juga menteri keuangan mengatakan, pemerintah juga menetapkan harga maksimal premium dan solar sebagai antisipasi jika harga minyak mentah dunia naik''Harga jual premium maksimal Rp 6.000 dan solar di atas Rp 5.500Tidak boleh lebih dari itu,'' bebernya.
Harga maksimal BBM premium dan solar ditetapkan agar masyarakat dan dunia usaha memperoleh kepastianDengan begitu, ketika harga minyak mentah dunia bergerak naik, tidak terjadi kepanikan.
Penurunan harga BBM yang diputuskan kemarin mempertimbangkan tiga halYakni, meningkatkan daya beli masyarakat dan menggerakkan sektor riil, serta menjaga kondisi psikologis masyarakat''Pertimbangan terakhir, APBN 2009 memang masih mampu,'' kata ekonom dari Universitas Indonesia tersebut.
Selain itu, sambung Sri Mulyani, pemerintah akan memberikan kompensasi kepada pemilik SPBUSebab, penurunan harga BBM memang bisa merugikan pemilik SPBU, terutama yang mengisi stok BBM dengan harga lama, sebelum pengumuman harga baru ituBentuk kompensasinya akan dibahas lebih lanjut oleh menteri keuangan, menteri BUMN, dan Dirut Pertamina.
"Kami sudah melakukan rapat dengan BPH Migas dan PertaminaMemang ada masalahKarena itu, nanti ada kebijakan yang dikeluarkan oleh menteri BUMN bersama Pertamina untuk adanya kompensasi," katanya.
Jamin Pasokan Lancar
Saat harga premium turun 1 Desember lalu, terjadi kelangkaan di sejumlah SPBU di berbagai kotaPertamina menjanjikan kasus kelangkaan premium dan solar tidak terjadi pada penurunan harga BBM kali iniPertamina menjamin pasokan BBM tetap lancar
''Kami lakukan pemantauan intensif di semua unit distribusi dan jaringan SPBUJadi, pasokan akan lancar, ujar Vice President Komunikasi PT Pertamina Anang RNoor tadi malam.
Menurut Anang, penurunan harga BBM yang diumumkan satu hari jelang hari H membuat penebusan BBM oleh pengusaha SPBU berjalan normal''Stok di SPBU untuk besok aman," katanya.
Saat pemerintah menurunkan harga bensin per 1 Desember lalu, masyarakat sempat kalang kabut karena bensin di sebagian SPBU mendadak langkaPenyebabnya, pengusaha SPBU sengaja tidak menebus atau mengambil BBM dari Pertamina karena takut rugi.
Sebab, mereka harus menebus bensin dengan harga Rp 6.000 per liter dan menjualnya dengan harga Rp 5.500 per literAkibatnya, Pertamina sempat men-skors puluhan SPBU yang dinilai bandelMenyangkut hal itu, Pertamina sudah menjalankan langkah antisipatif"Kami sudah bicara dengan pengusaha SPBUSekarang semua sudah saling memahamiJadi, mudah-mudahan besok tidak ada lagi gangguan pasokan," jelasnya.
Sayangnya, turunnya harga BBM jenis bensin dan solar tidak diikuti iktikad baik pengusaha angkutan umumKetua DPP Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Murphy Hutagalung mengatakan, turunnya solar tidak lantas membuat pengusaha menurunkan tarif angkutan"Dengan kondisi saat ini, sulit untuk menurunkan tarif," ujarnya ketika dihubungi Jawa Pos tadi malam.
Dia mengakui, turunnya harga solar memang sedikit menurunkan biaya produksi jasa angkutanSebab, selama ini komposisi belanja BBM mencapai 30 persen dari total biayaNamun, faktor tersebut masih belum cukup untuk menutup lonjakan komponen biaya lainnya dalam beberapa bulan terakhir"Saat ini, kami tengah menyusun hitung-hitungannya," katanya.
Menurut Murphy, komponen biaya spare parts kendaraan yang melonjak hingga 120 persen sejak pertengahan tahun ini masih dirasakan sangat berat"Bahkan, meski harga BBM turun awal bulan lalu, harga spare parts masih tinggi,'' terangnya.
Faktor lain yang membuat Organda merasa sulit menurunkan tarif adalah tingginya pajak kendaraan bermotorSelain itu, pungutan liar (pungli) yang besarnya diperkirakan Rp 18 triliun per tahun juga sangat membebani pengusaha.
Menurut dia, turunnya harga premium bakal memicu masyarakat untuk lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, baik mobil atau sepeda motor, daripada angkutan umumPadahal, saat ini load factor (rata-rata jumlah kursi terisi) tinggal 50 persen.
Meski mengaku berat, Organda siap berunding jika pemerintah menginginkan penurunan tarif angkutan untuk mendorong sektor riil"Kami siap untuk ketemu Departemen PerhubunganNanti kami ungkapkan juga kendala-kendala yang dihadapi," janjinya.
Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal menambahkan, jika memang harga solar turun, pihaknya akan bertemu dengan Organda untuk membicarakan penurunan tarif angkutan"Mungkin ada penyesuaian," ujarnya.
Jadi Stimulan Pertumbuhan
Direktur Eksekutif Indef Ahmad Erani Yustika menilai, penurunan harga BBM sudah cukup memadai"Khususnya, efek ke pengguna solar, nelayan, dan pengusaha mikro kecil," ujarnya kemarin.
Namun, dia menilai hal itu tentu saja tidak cukupSebab, di saat yang sama, mekanisme tata niaga masih sangat buruk''Dengan begitu, meski harga komoditas pangan dan energi di tingkat dunia turun, transmisi penurunan harga global tidak terjadi secara penuh pada harga barang dan komoditas domestik," timpalnya
Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Harry Azhar Azis mengatakan, penurunan BBM sedikit-banyak membantu gerak perekonomian masyarakat"Pemerintah mencoba mengambil langkah untuk mengisolasi dampak krisis finansial global," sahutnya.
Bagaimana dengan harga minyak tanah? "Panitia Anggaran memang meminta pemerintah tidak menurunkan harga minyak tanah karena kita sedang menggenjot konversi ke gasJika harganya diturunkan, itu akan menghambat strategi untuk mengalihkan masyarakat ke gas," sebutnyaSaat ini, sedang diupayakan konversi mitan ke gas sebanyak 4 juta kiloliter(tom/owi/sof/eri/yun/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bursa Saham Menanti Keberanian Investor
Redaktur : Tim Redaksi