Hari ini PDI Perjuangan Ultah...Masih Ingat Peristiwa 27 Juli?

Minggu, 10 Januari 2016 – 14:10 WIB
Megawati pidato di kantor PDI sebelum meletus Peristiwa 27 Juli 1996. Foto: Repro buku Peristiwa 27 Juli.

jpnn.com - HARI ini, PDI Perjuangan merayakan hari jadinya yang ke 43. Merawi sejarah PDI ke PDI Perjuangan ada rentangan Peristiwa 27 Juli 1996. Sabtu kelabu, kata sebagian orang. 

Sekadar beromantisme, berikut ini kronologi yang terjadi seharian itu, sebagaimana dicuplik dari buku Peristiwa 27 Juli yang diterbitkan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), pada Januari 1997…

BACA JUGA: Ssst...! Ada Campur Tangan Soeharto dalam Napas Sejarah PDI...

Pukul 06.15:

Tujuh truk bak terbuka berwarna kuning, seperti truk sampah, berhenti di depan markas PDI (kini DPP PDI Perjuangan, Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat). 

BACA JUGA: Oh, Ini Toh Penyebab Megawati Mengubah Nama Partainya

Truk itu menurunkan "pasukan merah" yang membawa pentungan dan batu. Mereka langsung melempari markas PDI. Sebagian satgas PDI yang di luar halaman lari ke Jalan Pegangsaan Barat.

Pukul 06.30:

BACA JUGA: Inilah Titah Terakhir Bung Karno (2/habis)

Pasukan antihuru-hara, sekira 500 personil, datang di depan markas PDI, dengan peralatan lengkap: tameng, tongkat dan kaleng gas air mata. 

Mereka langsung memecah menjadi dua, memblokir Jalan Diponegoro di depan markas PDI.

Belasan massa PDI Mega dari arah Megaria (sekarang bioskop Metropole XXI) berupaya membantu satgas yang berada di dalam markas, namun harus berhadapan dengan pasukan antihuru-hara.

Sepuluh menit kemudian datang tentara serta dua panser, ditempatkan di bawah jembatan layang KA. Perang batu terus berlangsung di depan markas PDI.

Pukul 07.30:

Kapolres Jakarta Pusat, Letkol Abu Bakar menghentikan perang batu, berunding dengan satgas PDI Megawati, meminta pendukung Mega keluar dari markas, tapi ditolak. 

Dua ambulan polisi didatangkan untuk mengangkut yang luka-luka, namun ditolak. 

Pasukan Gegana siap masuk, tapi tidak jadi. 

Pukul 08.15-09.00:

Serangan batu dimulai lagi. Pasukan antihuru-hara merapat ke pagar halaman, di belakangnya "pasukan merah" yang dikomandoi Dandim Jakarta Pusat Letkol Zul Efendi.

"Semangat! Semangat!" ujarnya seraya mendorong "pasukan merah" untuk melempar batu. Polisi antihuru-hara menyuplai batu.

Mereka menjebol pagar dan menyerbu masuk, mengobrak-abrik markas PDI. "Pasukan merah" membakar spanduk dan ban-ban di halaman. 

Massa yang marah karena diblokir aparat di Jalan Suarabaya membakar satu bus.

Satgas PDI yang tertahan di dalam gedung digelandang ke truk aparat. Yang luka berat ditandu ke ambulan polisi. Markas PDI sepenuhnya dikuasai aparat. 

Pukul 11.00-14.00:

Massa yang tertahan blokade aparat semakin banyak, mereka berhasil menembus blokade di samping Megaria. 

Mimbar bebas digelar di bawah jembatan layang. Ditunjuk lima wakil untuk menengok markas PDI. 

Perang intifadah melawan gebukan rotan terjadi lagi. Ratusan tentara dengan belasan panser tiba.

Pukul 14.30-15.00:

Massa dibubarkan aparat, terpecah ke tiga arah: ke Salemba, Cikini dan Proklamasi.

Aparat terus memburu, massa melawan dengan lemparan batu di Cikini. Tiga bus dibakar di Salemba. 

Pukul 15.10-17.00: 

Gedung Persit Chandra Kirana, Ditjen Perikanan, Bank Swansarindo, Wisma Honda, Showroom Toyota 2000, Bank Mayapada, di Jalan Kramat Raya dibakar.

Polisi di Polsek Matraman menembak ke udara, massa terpecah ke tiga arah: kembali ke arah Kramat, ke Pramuka dam ke Proklamasi.

Gedung Darmek dibakar. Pasukan Kostrad dan Marinir datang di Jalan Kramat.

Pukul 17.10-20.30:

Massa menghentikan kereta api di Jalan Pramuka. Tentara berkejar-kejaran dengan massa di sekitar Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini. 

Massa di Proklamasi membakar sederetan toko dan dua mobil. Massa yang lari ke arah Senen membakar gedung BDN, PT Pertamina. 

Diserang, Malah Divonis

Buntut peristiwa itu, sebanyak 124 satgas PDI Megawati (kini PDI Perjuangan) yang mempertahankan markas mereka dari serbuan "pasukan merah" pendukung PDI Soerjadi, divonis penjara. (wow/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Titah Terakhir Bung Karno (1)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler