Hari Sampah Nasional, Aksi Bersih-bersih di Teluk Benoa

Jumat, 19 Februari 2016 – 20:07 WIB
Karyawan Artha Graha Network bersama masyarakat lainnya melakukan aksi bersih-bersih sampah di sekitar pesisir Teluk Benoa, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (19/2). Aksi ini dimotori Forum Peduli Mangrove (FPM) dan PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI). FOTO: DOK.Humas FPM-TWBI

jpnn.com - DENPASAR – Karyawan Artha Graha Network bersama masyarakat lainnya melakukan aksi bersih-bersih sampah di sekitar pesisir Teluk Benoa, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (19/2).

Aksi yang dimulai pukul 07.00 Wita dimotori Forum Peduli Mangrove (FPM) dan PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) dipusatkan di lokasi yang menjadi langganan kiriman sampah baik organik maupun anorganik.

BACA JUGA: Antara Wabup Ganteng Termuda, Peci Miring dan Bung Karno

Ketua Forum Peduli Mangrove Steve Sumolang mengatakan, sampah yang datang setiap saat itu berasal dari hulu maupun hilir menuju sekitar Teluk Benoa.

“Sebagai relawan Forum Peduli Mangrove kami ingin membersihakan berbagai macam sampah di wilayah kami,” katanya.

BACA JUGA: Pakai Kaus, Celana Pendek, Wanita Ini Bikin Tegang..Mencekam

Dalam aksi nyata membersihkan sampah, melibatkan banyak karyawan dari Discovery Kartika Plaza Hotel (DKPH), PT TWBI dan relawan FPM lainnya.

Kegiatan yang merupakan  program CSR Corporate Social Responsibility dari TWBI dan Artha Graha Peduli. Aksi itu, rutin dilakukan termasuk menggandeng elemen masyarakat lainnya maupun pemerintah provinsi dan kabupaten kota.

BACA JUGA: Hari Pertama Ngantor, Pasha Ungu Tegur Keras PNS

Selain melakukan aksi sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan juga terus melakukam edukasi kepada masyarakat agar lebih peduli dengan lingkungan sekitar mereka, dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Tanpa canggung, mereka memunguti sampah-sampah yang bertumpuk di pinggiran pesisir hingga daratan. Tak sedikit karena banjir sampah itu cukup massif, akhirnya menutupi pohon mangrove yang tengah tumbuh.

Setelah dipilah-pilah sampah organik dan non.organik, kemudian ditimbang untuk mengetahui berapa volume sampah yang berhasil dikumpulkan, sebelum akhirnya diambil oleh perusahaan khusus pengolah sampah.

“Setiap hari, sampah datang mengotori Teluk Benoa karena itu kami terus bersihkan," imbuh pendiri (Founder) FPMB yang juga Dirut TWBI, Heru B Wasesa.

Jika sampah tidak dibersihkan, maka akan menghambat pertumbuhan pohon mangrove yang telah dirintis FPM sejak tiga tahun silam. Bahkan, pohon mangrove itu bisa mati karena tertimbun sampah.

Menurutnya, menanam pohon mangrove di lokasi itu, tidaklah mudah sehingga harus terus dilakukan pemantauan selama 24 jam seperti dilakukan Pos FPM.

Menanam magrove itu penting dilakukan namun lebih penting lagi, bagaimana setiap satu batang pohon yang ditanam, dijaga, dirawat agar bisa tumbuh berkembang dan jangan sampai mati. 

“Kami fokus di lokasi ini, karena menjadi tempat paling banyak tercemar sampah, padahal banyak ditanam pohon mangrove,” imbuhnya.

Heru menambahkan, apa yang dilakukan itu, juga berkaitan dengan peringatan hari sampah nasional yang jatuh pada 21 Februari ini.

Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat, agar lebih peduli dengan kelestarian alam seperti di Teluk Benoa yang tidak henti dibanjiri sampah.

“Kami mengerjakan ini sudah tiga tahun, FPM mengajak semua elemen masyarakat melakukan pembersihan sampah, jangan lupa salah satu musuh utama kita di Bali, adalah sampah, ayo kita kerja nyata, bersihkan sampah, supaya Bali memang benar-benar diartikan mencintai lingkungan hidup,” tukasnya.

Heru menegaskan, aksi nyata itu, bukan semata dalam rangka memperingati hari sampah nasional. Mestinya, kegiatan bersih-bersih sampah itu, dilakukuan setiap hari, sebab sampah dihasilkan dari kegiatan sehari-hari masyarakat.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pidato Menggebu Ala Bung Karno Bupati dan Wakil Bupati Ganteng


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler