LIMAPULUH KOTA---Ratusan warga Jorong Paraklubang, Nagari Tanjuanggadang dan Jorong Banjarsari, Nagari Labuahgunuang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Limapuluh Kota, kini dihantui rasa cemas dan takutMenyusul mengganasnya harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di kampung mereka.
”Harimau mengganas di Tanjuanggadang dan Banjarsari sejak sepekan terakhir
BACA JUGA: Komputer E-KTP Baru Terpasang Satu
Sudah banyak hewan peliharaan penduduk yang diterkamnya,” kata Ferizal Ridwan, tokoh masyarakat Limapuluh Kota asal Lareh Sago Halaban kepada Padang Ekspres (Grup JPNN), Minggu (25/9).Ferizal mengatakan, mengganasnya harimau Sumatera di dua kampung yang berada di kaki Gunung Sago itu, peristiwa kedua sepanjang tahun ini
”Waktu itu, harimau menerkam seekor ternak warga
BACA JUGA: Walikota Perintahkan Tutup Panti Pijat Nakal
Karena kehabisan kesabaran, warga kemudian meracun sisa daging ternak yang diterkam harimau tadiBACA JUGA: Wako Batam Anggap Gelper Bukan Judi Meski Dilarang Polisi
Saat menjemput daging hewan ternak yang dihabisinya, seekor harimau ditemukan mati,” kata Ferizal.Setelah kematian seekor harimau itu, memang tidak ada lagi ternak penduduk yang digangguNamun saat Ramadhan datang, warga menemukan 2 ekor kijang terjerat tak jauh dari perkampungan“Kuat dugaan, dua ekor kijang keluar rimba itu karena raja rimba juga sudah keluar,” kata Anto, warga yang menemukan kijang.
Kendati demikian, selama Ramadhan warga di Paraklubang dan Banjarsari tidak melihat harimau memasuki perkampungan merekaBaru dalam seminggu terakhir, warga kembali terusikWarga tidak hanya melihat harimau masuk kampung, tapi juga melihat harimau menerkam hewan ternak mereka.
Menurut Camat Lareh Sago Halaban Yatmiko dan Wali Nagari Labuahgunuang Masri Syarkawi, ternak warga yang diterkam harimau sudah mencapai 7 ekor“Kita baru dapat informasi tadi siangHarimau mengamuk di kawasan Sariak, Jorong BanjasariTercatat sudah 7 ekor kambing warga yang diterkamKambing itu milik warga bernama Wirdahayati,” kata Yatmiko dan Masri.
Atas kondisi itu, Ferizal Ridwan menyarankan pemerintah daerah, untuk segera menyurati Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)”Kalau BKSDA disurati, badan itu pasti akan turun dan mengerahkan pawangSehingga harimau bisa digiring kembali ke habitat mereka,” sarannya.
Tidak itu saja, pria yang akrab dipanggil Buya Feri ini juga berharap pemerintah, agar dapat memberi penyuluhan kepada wargaSehingga warga paham, harimau Sumatera, satwa yang dilindungi”Selain itu, perlu dipikirkan penggantian ternak warga yang dimangsa harimauSehingga warga tidak memburu ataupun meracuni harimau,” tuturnya
Dihubungi terpisah, Koordinator Bagian Konservasi Keanekaragaman Hayati BKSDA Sumbar, Rusdian menyebutkan pihaknya belum menerima informasi terkait hal itu“Kami belum dapat informasi, secepatnya lah kami kirim tim ke lokasi itu,” katanya kemarin.
Untuk mengatasi kecemasan warga BKSDA biasanya melakukan tindakan penghalauan terlebih dahulu”Jika tidak berhasil baru kemudian menangkap hewan tersebut dan diantarkan ke habitat yang aman,” ujarnya
Dihubungi terpisah, Pengamat Satwa Liar Universitas Andalas (Unand), Wilson Novarino mengatakan masuknya harimau ke perkampungan masyarakat biasanya disebabkan habitatnya terganggu“Bisa juga karena makanannya berkurang, atau kalah bersaing dengan harimau lainnyaKita tidak bisa pastikan karena kekurangan dataTetapi secara umum kehadiran mereka karena aktifitas masyarakat jugaMerambah hutan, atau illegal loging,” paparnya.
Untuk antisipasi sementara katanya, masyarakat harus tenang dan waspadaMisalnya untuk pergi ke ladang yang dekat dengan hutan sebaiknya tidak sendiri-sendiriKemudian jika menemukan jejaknya agar segera memberikan tanda peringatan dengan suara agar harimau cepat menghindar
“Begitu juga bagi warga yang memiliki ternak agar mengembalakan ternaknya jauh-jauh dari hutanSebab, perbatasan ladang warga dengan hutan itu lokasi rawan,” ujarnya.(frv/mg8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Gempa di Kandang Sapi, Makan Krupuk
Redaktur : Tim Redaksi