Hasyim Muzadi Rayu Megawati

Jadi Pembicara Konferensi ICIS

Selasa, 06 Juli 2010 – 04:18 WIB
Megawati dan Hasyim Muzadi. Foto : Ukon Sukanda/INDOPOS/JPNN

JAKARTA - Mantan Ketua Umum PB NU Hasyim Muzadi terus berusaha mengembangkan International Conference of Islamic Scholars (ICIS)Organisasi itu diprakarsai Hasyim sejak enam tahun lalu

BACA JUGA: Kesaksian Mantan Anak Buah Untungkan Ismeth Abdullah

Dalam waktu dekat, ICIS berencana mengadakan konferensi berskala internasional di Jakarta.
 
Hasyim berusaha merayu Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri agar mau menjadi keynote speaker
"Beliau (Megawati, Red) kami minta menyampaikan konsep nasionalisme-religius itu seperti apa," kata Hasyim setelah menemui Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/7).
 
Hasyim tiba sekitar pukul 11.00 dengan mengendarai Toyota Crown hitam bernopol B 1883 LD

BACA JUGA: Komnas HAM Tolak Satpol PP Bersenpi

Pertemuan tertutup tersebut berlangsung hampir satu jam
Setelah pertemuan, Megawati mengantar mantan cawapresnya dalam Pilpres 2004 itu ke pintu rumah

BACA JUGA: DL Sitorus Akui Beri Uang Rp 300 juta

Namun, Megawati tidak memberikan pernyataan.
 
Hasyim menuturkan, ICIS digagas dirinya bersama Nur Hassan Wirajuda saat masih menjabat menteri luar negeriSetelah konsepnya matang, untuk "dipasarkan" ke luar negeri, ICIS mendapat rekomendasi resmi dari Presiden Megawati"Sehingga, tadi saya menyampaikan bahwa yang dulu Ibu (Megawati, Red) rekomendasikan sudah menjadi sesuatu di dunia," kata Hasyim

Menurut dia, ICIS akan tetap mengemas citra Islam moderat dan nasionalisme Indonesia yang humanis-pluralis"Saya berharap Ibu Megawati bisa men-support isu-isu nasionalisme religius," tegasnya
 
Berangkat dari titik itu, imbuh Hasyim, ICIS akan terus diperkuat supaya bisa bermanfaat untuk memecahkan berbagai permasalahan dunia dengan lebih efektifMenurut dia, model diplomasi Indonesia secara konseptual sudah cukup bagus.
 
Namun, jelas Hasyim, diplomasi formal kenegaraan yang dijalankan Kementerian Luar Negeri sering tidak mampu menjangkau daerah-daerah konflik"Seorang Dubes tentu saja tidak bisa seenaknya ketemu pemberontak," ujar Hasyim
 
Karena itu, diperlukan second track diplomacy (diplomasi jalan kedua) yang dibangun kelompok non pemerintahKebutuhan second track diplomacy tersebut, tegas dia, bisa ditangani ICIS"Jadi, kalau pergi ke luar negeri, Menlu bertemu presiden negara yang dikunjungiSementara itu, saya bertemu yang ruwet-ruwet," kata Hasyim, lantas tersenyum

Dia menegaskan ICIS siap difungsikan layaknya voorijder"Kalau langsung negara yang terjun, itu berisikoIya kalau pas," ujarnya(pri/c6/tof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendagri Perbolehkan Satpol PP Gunakan Senpi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler