Hasyim Muzadi Tolak Tawaran Pimpin PPP

Jumat, 25 Februari 2011 – 21:32 WIB

JAKARTA - Upaya pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk menarik mantan Ketua PBNU, Hasyim Muzadi masuk ke partai berlambang Ka'bah itu sepertinya bakal gagalPasalnya, Hasyim memilih untuk tidak berpolitik dan menghabiskan masa tuanya di sebagai pengasuh pesantren saja.

Ditemui usai menjadi pembicara pada peluncuran buku berjudul "Islam Rahmah Untuk Bangsa" karya politisi PDI Perjuangan, Hamka Haq di gedung DPR RI, Jumat (25/2), Hasyim memang mengakui adanya desakan agar dirinya memimpin PPP

BACA JUGA: Golkar dan PKS Dinilai di Jalur Konstitusi

Desakan itu dimaksudkan untuk menyatukan warga NU yang tersebar di berbagai parpol


"Kalau ada desakan, itu kan suara-suara yang berserakan di sana-sini tapi tidak ada orang tua yang mengakomodasinya

BACA JUGA: Mayoritas Konflik Agama Dipicu Non Agama

Mereka menoleh ke saya, ya saya bantu-bantu saja
Saya mau bantu-bantu saja tapi jangan mimpin partai," ujar Hasyim.

Apa pertimbangan Hasyim sehingga menolak tawaran memimpin PPP" "Saya sudah tua

BACA JUGA: Angket Pajak Bukan untuk Ganggu SBY

Habiskan waktu di pesantren saja," ucapnya.

Ditanya tentang maksud ucapannya bahwa dirinya siap bantu-bantu saja, Hasyim mengungkapkan bahwa banyak kader PPP yang ingin bisa duduk di DPR RI melalui PPP"Kalau anak-anak mau jadi DPR, ya minta nasehat gimana biar bisa masukItu saja," ucapnya.

Meski demikian Hasyim tetap menegaskan sikapnya untuk tidak masuk ke parpol manapun"Saya ndak di partai mana punDi pesantren saja," tandas pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam Malang itu

Lantas bagaimana dengan hijrahnya sejumlah kyai NU di Jawa Tengah dan Jawa Timur dari PKB ke PPP" Hasyim tak menganggap hal itu sebagai persoalan"Soal itu nO problemMau partai apa saja terserah," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali menyatakan bahwa Hasyim Muzadi merupakan figur yang cocok untuk memimpin PPPMantan cawapres pendamping Megawati pada Pilpres 2004 itu juga dinilai tepat duduk sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PPP(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MK Dinilai Tidak Fair


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler