Heboh Hujan Es di Tanah Karo

Rabu, 30 Agustus 2017 – 04:55 WIB
Pengendara sepeda motor di Desa Tiga Pancur, Karo, Sumatera Utara menutupi wajahnya dari abu Gunung Sinabung, Rabu (2/8). Foto: Ivan Damanik/AFP

jpnn.com, KARO - Fenomena alam hujan es disertai angin kencang kembali melanda Tanah Karo, Sumatera Utara, Selasa (29/8) sekira pukul 14.00 WIB.

Haujan es itu hanya berlangsung sekitar 5 menit. Namun butiran es sebesar biji jagung itu cukup merusak berbagai jenis tanaman holtikutura milik petani di Kecamatan Kabanjahe dan Simpang Empat, Kabupaten Karo.

BACA JUGA: Kecelakaan Maut di Sumbul, Truk Terjun ke Sungai, Dua Orang Tewas

Info yang dihimpun Sumut Pos (Jawa Pos Group), sebelum peristiwa ini, dari pagi bingga pukul 13.00 Wib, Kota Kabanjahe terpantau cerah dan terik.

Namun pada pukul 13.55 WIB, cuaca mulai berubah. Awan hitam tebal mendadak menyelimuti Kota Kabanjahe sekitarnya. Tak lama berselang, hujan deras disertai angin kencang pun datang.

BACA JUGA: Takut Ditinggalkan Istri, Tahanan Ini Nekat Kabur dari Sel Cabjari Pancurbatu

Pantauan kru koran ini, warga yang semula mengira hanya hujan biasa sontak kaget mendengar suara berisik yang menyerupai kerikil yang berjatuhan di atap rumah mereka. Curiga dengan suara tersebut, warga melakukan pemeriksaan ke luar ruangan.

“Waduh, baho baho (hujan es, dalam bahasa Karo),” teriak Simon, salah seorang pegawai Dinas Pendidikan Karo yang saat itu tengah menghabiskan jam istirahat siangnya di kantin.

BACA JUGA: Harga Gabah Anjlok, Pemda Diminta Jangan Hanya Diam

Teriakan itu menggegerkan pegawai lain maupun pengunjung yang ikut nyelonong ke luar untuk menyaksikan fenomena tersebut. Tak hanya warga, para pekerja kantoran dan para pengendara juga ikut gempar.

Sejumlah warga sempat panik ketika melihat batu es berukuran kecil berjatuhan dari langit. Banyak pengendara motor dan mobil yang mencari tempat aman di sepanjang kawasan Kabanjahe.

Beruntung, peristiwa itu hanya berlangsung sekitar 5 menit, dan butiran es yang turun juga hanya sebesar biji jagung, hingga tak sampai merusak atap-atap rumah warga.

Meski tak merusak atap, namun butiran es tersebut diperkirakan bakal merusak tanaman holtikutura milik petani.

“Sampai detik ini kami belum ada menerima laporan soal adanya kerusakan pada atap rumah warga. Namun butiran es dan angin kencang itu dilastikan bakal merusak tanaman petani,” kata Kalak BPBD Karo Martin Sitepu saat dihubungi kemarin sore.

Pun demikian, namun Martin mengaku belum mengetahui seberapa tingkat kerusakan tersebut. “Nanti ya, kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian,” tandasnya.

Tak Pengaruhi Vulkanik

Sementara itu, info yang dihimpun dari Pos Pusat Pemantauan Gunung Api Sinabung, hujan es dan angin kencang itu tak terjadi di wilayah kaki Gunung Sinabung.

“Tak ada hujan es di lingkar Sinabung. Peristiwa itu hanya tetjadi di sekitar Kabanjahe dan Simpang Empat,” kata Deri, petugas pos pemantauan gunung Sinabung.

Kalaupun hujan es tersebut terjadi, lanjut Deri, dipastikan tidak akan mempengaruhi aktivitas vulkanik Gunung Sinabung. Pasalnya, sampai kemarin Gunung Sinabung masih berstatus Awas level IV.

Pasca mengalami erupsi dahsyat beberapa waktu lalu, Gunung Sinabung dikatakan hanya mengalami erupsi dengan rata-rata 4 sampai 5 kali sehari.

“Hari ini juga terjadi 5 kali erupsi dengan ketinggian abu mencapai 1300-2700 meter menuju timur tenggara. Kegempaan masih tinggi, namun luncuran awan panas nihil,” paparnya.

Meski begitu, Deri tetap mengingatkan warga tetap waspada dan tidak masuk ke zona merah. Apalagi saat ini musim penghujan, hingga banjir lahar dingin bisa saja terjadi sewaktu-waktu. (deo/yaa)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gatot Pujo Nugroho Mestinya di Sukamiskin, tapi Terlihat di Kualanamu


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler