JAKARTA – Sering menjadi sasaran kemarahan anggota dewan, tidak membuat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas menjadi takut dengan para wakil rakyatJustru sebaliknya, Busyro makin lantang mengkritisi gaya hidup sebagian dewan yang lebih suka menonjolkan kemewahan
BACA JUGA: Mutasi dari Gerbong Timses, Mendagri Gerah
Menurutnya, gaya hidup mewah itulah yang menjadi sumber perilaku korupsiBACA JUGA: Hari Sabarno Tegaskan Bukan Sales Damkar
Busyro juga menuding sikap anggota dewan yang ngotot mengusulkan pembubaran KPKMenurut mantan Ketua Komisi Yudisial (KY) ini, perilaku bermewah-mewah merupakan indikasi awal tumbuhnya tindak korupsi
BACA JUGA: MK Tolak Uji Materi UU Ketenagakerjaan dan Agraria
Bermewah-mewah dapat mendorong sifat tak puas dan berusaha memenuhi kebutuhan dengan segala cara”Akar korupsi berawal dari ideologi hedonis pragmatisSehingga hal berbau korupsi dianggap lazim,” ujar Busyro.Alumni Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) ini mengaku prihatin dengan masih banyaknya politisi yang menjadi tersangka korupsi. Menurutnya, budaya korupsi merupakan kejahatan paling kasat mata dan sudah dilakukan dengan tanpa rasa malu lagiBuktinya, semakin banyak pejabat yang menjadi tersangka korupsiMeski begitu, Busyro menolak jika masih tumbuh dan berkembangnya korupsi adalah bagian dari kegagalannya memimpin KPK.
“KPK sudah berbuat maksimalBuktinya, semakin banyak pejabat yang berhasil kita jerat hokum karena terbukti korupsi,” ujarnya berkilahUntuk itu, Busyro meminta agar perilaku hidup mewah para pejabat segera dihentikan“Sekarang sudah saatnya kita hidup hemat, dan sederhana,” ujarnya menambahkan.
Busyro menekankan perilaku hidup mewah pejabat sangatlah tak pantasApalagi jika kemewahan itu didapat melalui harta negaraKesederhanaan yang ditunjukkan pejabat tidak akan membuat kewibawaan pejabat tersebut hilang”Kita memang tengah berada pada situasi keburukan moralitas politisi dan elite bangsaAkibatnya kemiskinan merajalelaDan terus tumbuh,” kata Busyro.
Banyak kebijakan politik yang tidak berdasar pada kepentingan rakyatBanyak persoalan publik yang tak tersentuhJika ada kebijakan pun sebatas memberikan ketenangan sesaat.
Selain gaya hidup mewah, Busyro juga menyoroti gaya anggota DPR yang suka main gertakTetapi, sayangnya hanya gertak sambalGaya ini , kata Busyro, juga tidak etis"Intinya, jangan ada lagi kebiasaan pernyataan-pernyataan dari sebagian teman DPR yang kesannya gertak sambalItu tidak etis," ujarnya
Salah satu yang dia ingat persis adalah dalam sebuah rapat resmi, anggota DPR dari Fraksi PKS, Fachri Hamzah mengakus ebagai penggagas wacana pembubaran KPK"Jelas-jelas dalam rapat resmi, Fachri Hamzah mengaku dirinya yang mengusulkan pembubaran KPK dan bukan Marzuki AlieKalau hanya gertak sambal buat apa? Ini kan lembaga wakil rakyat, tidak etis kalau hanya digunakan untuk main-main”, ujar dia.
Sementara itu, kegelisahan terhadap perilaku pejabat dan anggota dewan yang bermewah-mewah juga disampaikan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MDMenurutnya, penampilan hedonis dan perlente seorang pejabat atau politisi memang bisa dianggap sebagai akar korupsiBahkan, perilaku tersebut masuk dalam kategori korupsi nonkonvensional”Perilaku ini sudah mewabah sampai ke daerah-daerahBanyak pejabatnya yang berperilaku bermewah-mewah,” tuturnya.
Gaya hidup pejabat itu, sambung dia, sungguh luar biasa dan memprihatinkanPadahal, rakyatnya jauh dari sejahteraInfrastrukturnya banyak yang rusak, mulai dari jalan, sarana air sampai gedung sekolahJumlah keluarga miskin pun seperti tak pernah berkurang
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso langsung sewot mendengar pernyataan Busyro MuqoddasMenurut politisi asal Golkar ini, tidak sepantasnya Busyro mengurusi hal lain selain pemberantasan korupsiMenurutnya, sebaiknya Busyro fokus memimpin KPK dalam hal pemberantasan korupsi.
"Saya sarankan beliau fokus saja bekerja memberantas korupsiKarena sudah setahun ini masyarakat agak goyang dan gamang kepada KPK," sindir PriyoMenurutnya, bukan kapasitas Busyo untuk mengkritik haya hidup dan perilaku keseharian anggota dewan.
"Biar saja kewenangan mengkritik seperti itu (gaya hidup dan perilaku dewan, Red) disampaikan oleh negarawan, senior dan para pengamat," terangnyaMenurut Priyo, Busyro sudah melangkah jauh melampaui wilayah tugasnya dan malah masuk ke ranah politik.
Lain halnya dengan politisi Achsanul QosasiPolitisi dari Partai Demokrat (PD) ini mengaku risih dengan banyaknya mobil mewah yang berseliweran di gedung DPR Senayan."Sepertinya gedung DPR ini malah jadi showroom mobil mewah, jangan jadikan DPR seperti itulah,” kata wakil Ketua Komisi XI DPR ini.
Menurutnya, wakil rakyat meski berperilaku dan bertindak dekat dengan rakyatnyaSebab, keterwakilannya merupakan hasil aspirasi rakyat pemilihnya"Itu tidak sekadar aspirasi, tetapi kesederhanaannya juga harus diserapJangan hanya bergaya tetapi tugasnya sebagai wakil rakyat harus diresapi," terangnya.
Menurut Achsanul, anggota DPR yang bergaya terlalu mewah akan menjauhkan dirinya dengan rakyatItu artinya, tugasnya sebagai wakil rakyat telah gagal"Rakyat tidak akan simpati dengan wakilnya yang hidup bermewah-mewah, rakyat saja hidupnya sebagian besar susah," pungkasnya(rko/dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prosedur Pembekuan Ormas Nakal Dipersingkat
Redaktur : Tim Redaksi