Hendak Azan Subuh, Muazin Dibunuh

Senin, 15 September 2014 – 09:41 WIB
Tempat kejadian perkara pembunuhan Jaelani menjadi tontonan warga. Jawa Pos/ Radar Bromo/JPNN.com

jpnn.com - PASURUAN – Nasib malang menimpa Jaelani, 55, warga Dusun Jambean, Desa Sumberejo, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Minggu pagi (14/9) lelaki yang sehari-hari dikenal sebagai takmir masjid dusun setempat itu tewas dibunuh. Dia diduga dihabisi saat akan menunaikan tugas sebagai muazin menjelang salat Subuh.

Jasad korban ditemukan Riana, warga setempat, saat saksi berniat pergi ke pasar pada pukul 05.30. Ketika korban ditemukan, posisinya telentang di pinggir jalan desa. Temuan tersebut lantas diteruskan kepada warga yang sedang pengajian rutin mingguan di Masjid Baitur Rahman, sekitar 300 meter dari TKP. Warga pun mendatangi lokasi. Dari sanalah, diketahui bahwa korban yang terbujur kaku di lokasi adalah Jaelani.

BACA JUGA: Calo Bermain, Masuk IPDN Ditarif Rp 235 Juta

Kematian korban dengan cara dibunuh mengejutkan warga. Selain sosoknya pendiam, Jaelani dinilai rajin ke masjid. Setiap hari, sejak pukul 03.30, korban berangkat ke masjid untuk mengumandangkan azan subuh. Rutinitas itu dilakoni korban sejak 2005. Diduga, saat dalam perjalanan ke masjid tersebut, dia dihabisi. Ketika ditemukan, Jaelani mengenakan sarung, baju koko putih yang dibalut jas warna gelap, kopiah putih, dan serban.

Selain sebagai pengurus masjid, korban menjadi buruh tani. Meski begitu, di sela kesibukannya di sawah, dia masih menyempatkan waktunya untuk membersihkan masjid yang berjarak sekitar 700 meter dari rumahnya.

BACA JUGA: Batam Kekurangan Dokter dan Perawat

Istri korban, Khatimah, 53, kini tinggal berdua dengan putra terakhirnya, Muhammad Akhyar, 22. Sebab, tiga anaknya sebelumnya meninggal karena sakit.

Khotimah mengungkapkan, tidak ada yang ganjil dari perilaku korban. Suaminya berangkat ke masjid sekitar pukul 04.00. ’’Kami tidak memiliki harta warisan apa pun. Seingat saya, bapak tidak memiliki musuh atau pernah bertengkar,’’ katanya. Khotimah pun mengikhlaskan kepergian suami. Dia serahkan balasan bagi siapa pun yang melakukan kepada Tuhan.

BACA JUGA: Bertahap Menuju Bandara Bertaraf Nasional

Muhammad yang ditemui di RSUD dr R Soedarsono tidak pernah menyangka ayahnya meninggal dengan cara dibunuh. Terlebih, selama ini ayahnya tidak pernah bermasalah dengan orang lain. Meski begitu, sebelumnya ayahnya membicarakan persoalan pengairan sawah dengan ibunya. ’’Sekitar dua bulan lalu pernah berbincang soal pengairan sawah. Tapi, saya tidak tahu persisnya soal apa,’’ ujar pemuda yang dua bulan lagi menikah tersebut.

Di tempat terpisah, aparat Polsek Winongan yang melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) mengamankan sebuah gembok dan puntung rokok yang masih panjang. Namun, belum bisa dipastikan dua temuan itu berhubungan atau tidak dengan kejadian tersebut.

Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Bromo, di lokasi ditemukannya korban, masih terdapat bercak darah korban. Menurut keterangan keluarga, korban ditemukan melintang tepat di jalan pinggir sawah dengan posisi kepala menghadap ke utara, atau sejajar jalan. Ditengarai, mayat tersebut dipukul dari arah samping kiri. Posisi pelaku datang dari kegelapan tegalan di sebelah barat.

Polisi menduga korban dibunuh dengan cara dipukul. Sebab, ada luka memar di bagian belakang kepala dan pelipis kanan korban. ’’Dugaan benda tumpul. Mungkin palu,’’ ungkap petugas yang namanya tidak mau disebutkan. (and/rah/JPNN/c14/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Elpiji Oplosan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler