jpnn.com, JAKARTA - Imbas pencabutan HET minyak goreng berdampak kepada produsen kerupuk rumahan di Jakarta.
Salah satu bos produsen kerupuk, Ajat mengatakan mahalnya harga minyak goreng sangat mempengaruhi kegiatan produksi.
BACA JUGA: Sebenarnya Isi Pernyataan Bu Mega Baik, tetapi Diksinya Menyakiti Publik
"Harga minyak curah naik sedangkan rata-rata per hari, memproduksi 1–2 kuintal kerupuk untuk didistribusikan," ujar Ajat kepada JPNN.com, Sabtu (19/3).
Produsen kerupuk bermerek RatnaSari itu khawatir harga kerupuk bakal mengalami kenaikan.
BACA JUGA: Mega Mengelus Dada
"Kalau saat ini ya masih bisa dikondisikan, ke depan gak tau deh gimana, ya bakal naik kali," kata Ajat.
Ajat mengungkapkan meningkatnya harga minyak baik curah maupun kemasan cukup mengagetkan.
BACA JUGA: Pengamat Dorong DPR Bentuk Pansus untuk Selidiki Mafia Minyak Goreng
Pasalnya, harga minyak curah per kilogramnya dalam seminggu ini bisa meningkat hingga tiga kali dalam sehari.
”Sebelumnya naik, harga sekilo minyak goreng curah di kisaran Rp 8 - Rp 10 ribu. Tadi ini beli Rp 17 ribu,’’ ungkapnya.
Walakin keuntungannya tidak sebanding dengan biaya produksi tetapi Ajat tetap memilih tetap bertahan.
Ajat berharap ada kepedulian dari pemerintah untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) agar menyeimbangkan harga minyak di pasaran. (mcr28/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tinjau Pabrik Minyak Goreng di Bali, Kapolri Pastikan Stok dan Harga Sesuai HETÂ
Redaktur : Adil
Reporter : Wenti Ayu