Hidup Susah, Mati pun Susah

Jumat, 17 Februari 2017 – 00:42 WIB
MEMBAWA KERANDA - Sejumlah warga membawa keranda dari kediaman almarhum di Desa Mulyorejo, Kecamatan Tirto, menuju Desa Sembungjambu, Kecamatan Wiradesa, Selasa (14/2). Foto: MUHAMMAD HADIYAN/RADAR PEKALONGAN/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Kehidupan warga pesisir Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, selalu dihantui banjir rob.

M Hadiyan, Tirto

BACA JUGA: Harga Cabai Setan Makin Mahal

Nyaris setiap hari warga di sana berada di tengah rob yang merendam rumah-rumah mereka.

Pun ketika kematian menjemput, tanah pemakaman juga tak luput dari rendaman air laut tersebut. Sampai-sampai ada kalimat populer di sana, yani “hidup susah, mati pun susah”.

BACA JUGA: Karyawan Wajib Kenakan Sarung Setiap Jumat

Seperti yang terjadi di Desa Mulyorejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, kemarin. Puluhan warga terpaksa memakamkan salah satu tetangganya yang meninggal dunia ke tempat pemakaman umum (TPU) di Sembungjambu, Kecamatan Wiradesa.

Padahal jarak TPU itu cukup jauh, yakni mencapai 5 kilometer dari Mulyorejo.

BACA JUGA: Hamdalah, Wanita Lajang 65 Tahun Nikahi Pria Lebih Muda

Keputusan memakamkan almarhum Istiqomah binti Rawun (36) ke TPU yang berada cukup jauh ini terpaksa dipilih karena kondisi TPU Desa Mulyorejo tergenang rob dengan ketinggian 40 centimeter.

Genangan rob yang tinggi ini tidak memungkinkan dilakukan penyedotan pada liang lahat baru, sehingga tak ada pilihan lain selain memakamkan di desa yang berada jauh dari potensi rob.

"Memang benar, tadi warga kami di Rt 11 Rw 2, bernama Istiqomah (36), meninggal karena sakit selama seminggu. Warga tidak bisa mengebumikan di TPA terdekat karena rob cukup parah. Termasuk di desa-desa tetangga yang juga menjadi langganan rob. Sehingga, tadi sore kita membawanya ke Desa Sembungjambu untuk dimakamkan di sana," terang Kepala Desa Mulyorejo, Mubarok, saat ditemui Radar Pekalongan (Jawa Pos), Selasa (14/2).

Mubarok mengaku miris dengan kondisi tersebut. Sebab, untuk memenuhi hak warganya yang meninggal saja cukup sulit lantaran genangan rob.

"Kami warga pesisir merasa, untuk hidup saja susah, matipun susah. Untuk memakamkan saja harus jauh-jauh melewati pantura. Tapi Alhamdulillah, Polsek Tirto dengan Bhabinkamtibmas sangat membantu mengawal jenazah. Selain menggunakan mobil doplak, warga juga dikawal dengan mobil patroli dari Polsek Tirto untuk memakamkan jenazah," ujar Barok.

"Semoga, warga kami ini (almarhum) diterima di sisi Allah SWT," tambahnya.

Ia berharap, pemerintah daerah dapat membantu melakukan pengurukan TPU di Desa Mulyorejo. Sebab, saat ini tempat pemakaman umum tersebut sudah tidak bisa digunakan karena kondisi rob yang cukup parah. "Kami berharap ada bantuan peninggian TPU di Mulyorejo dan desa-desa lain yang tergenang rob," kata dia.

TPU di pesisir Tirto yang hingga kemarin tergenang rob, di antaranya terdapat di Desa Tegaldowo, Karangjompo, Jeruksari dan Mulyorejo. Akibatnya, masyarakat di beberapa desa harus menyedot air yang menggenang di dalam liang lahad serta membuatkan peti untuk warga yang meninggal.

Perangkat Desa Tegaldowo, Kuntari mengatakan, terdapat dua TPU di desanya yang kondisinya cukup memprihatinkan. Di dua TPU tersebut sampai sekarang masih tergenang rob dengan ketinggian 20 hingga 30 centimeter. Kedua makam itu, di antaranya ada di RT 3 dan RT 9. "Untuk TPU yang ada di RT 3, genangan airnya sampai 30 centimeter. Disitu, batu nisan kadang gak tampak karena tertutup genangan air. Sedangkan untuk TPU yang di sebelah timur (RT 9, red) juga tergenang dengan kedalaman air mencapai 10 hingga 20 centimeter." terang Kuntari.

Disebutkan, dua TPU itu sudah ada sejak dulu. Sehingga diperkirakan ada sekitar ribuan makam warga setempat yang kondisinya tergenang rob. Meski kondisinya terendam, namun kedua makam tersebut masih digunakan masyarakat untuk memakamkan sanak saudaranya yang meninggal dunia.

"Kalau ada yang meninggal ya kita sedot dulu air di dalam makam pakai alkon (alat penyedot air). Selain itu, warga yang meninggal dunia juga harus dibuatkan peti kalau rob masih menggenang seperti saat ini," terang Kuntari.

Ia berharap, ada bantuan dari pemerintah untuk menangani permasalahan tersebut. Sebab, keberadaan makam ini cukup penting bagi warga di desanya. "Di tahun 2013, sudah ada bantuan dari pemerintah, tapi belum menyelesaikan masalah. Akhirnya masyarakat melakukan swadaya dengan melakukan pengadaan tanah uruk hingga 100 truk. Saya juga sudah mengomunikasikan hal ini dengan pihak dewan akhir pekan kemarin," tandasnya.

Hal sama juga terjadi di TPU Branjangan RW 1 Desa Jeruksari. Hal itu diungkapkan perangkat Desa Jeruksari, Wahyu, kemarin. Di TPU ini, selain tergenang, akses menuju lokasi juga terendam rob setinggi 50 centimeter.

"Di TPU Branjangan ini, akses menuju lokasi terendam hingga 50 centimeter. Kalau masyarakat mau ke situ harus muter dulu lewat Kota Pekolangan. Warga yang meningga harus dibawa muter melewati pinggir-pinggir sungai," ungkapnya. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolong Bu Risma..Tambak Sarioso Masih Terendam


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler