HKTI-Ponpes Miftahul Huda Kerja Sama Ciptakan Santri Tani

Jumat, 16 Februari 2018 – 12:19 WIB
Moeldoko. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akan menjalin kerja sama dengan Pondok Pesantren Miftahul Huda, Tasikmalaya, Jawa Barat, untuk membentuk Santri Tani pada 17-18 Februari 2018.

HKTI akan melakukan pelatihan dan pendampingan kepada para santri yang mondok di pesantren-pesantren.

BACA JUGA: Moeldoko Serius Kembangkan Bus Listrik Karya Anak Bangsa

Dengan demikian, para santri bisa mandiri dan narasumber utama bagi masyarakat dalam mengembangkan pertanian.

Ketua Umum HKTI Jenderal (Purn) Moeldoko akan menerjunkan sumber daya yang dimilikinya untuk mendorong ketahanan pangan nasional.

BACA JUGA: Moeldoko Tegaskan Aksi Kekerasan Tidak Direncanakan

Salah satunya dalam memberdayakan para santri yang dipersiapkan terjun ke dunia pertanian.

“Kami punya badan otonom yang terdiri anak-anak muda yang terjun ke pertanian. Mereka akan bisa bersinergi dengan santri-santri dan menjadi centre of gravity masa depan,” kata Moeldoko, Jumat (16/2).

BACA JUGA: Moeldoko: Jangan Ribut, Itu Berat, Nggak Ada yang Kuat

Menurut Moeldoko, kedaulatan pangan menjadi hal penting yang harus diperhatikan jika Indonesia ingin menjadi negara modern.

 Pengembangan pertanian, terutama tanaman pangan seperti beras, menjadi skala prioritas yang tak bisa dimungkiri lagi.

"Santri juga harus bisa menjadi garda depan untuk mendampingi petani-petani di Indonesia. Kalian harus belajar banyak dan merasakan betul bagaimana menjadi petani," kata Moeldoko.

Pembukaan workshop santri tani yang pertama ini akan diikuti 400 petani muda berbasis pesantren.

Saat ini, workshop hanya diikuti para santri dan mantan santri dari Pondok Pesantren Miftahul Huda.

Selain Moeldoko, narasumber yang akan hadir adalah Alfamart Bidang Proyek Pangan, Joseph Rudianto.

Dia akan berbicara tentang tema Masa Depan Petani & Pertanian Indonesia. Sementara itu, Avanti Fontana akan menjadi pengarah pelatihan.

Menurut Joseph, keterpurukan dalam ketahanan pangan di Indonesia dikarenakan generasi muda bangsa semakin tidak berminat untuk jadi petani.

 Bahkan pemuka agama sendiri jarang yang menyerukan santrinya untuk menjadi petani. 

Hal ini sangat wajar karena pekerjaan menjadi petani di Indonesia baik secara sosial maupun status perekonomian dianggap tidak membanggakan.

“Namun demikian, jika dibandingkan dengan alumni-alumni sekolah-sekolah umum, alumni pesantren masih lebih banyak yang mau jadi petani," ujar Joseph. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Moeldoko Beber Nasib Semen Rembang


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
HKTI   santri tani   Moeldoko  

Terpopuler