HMHI Galakkan Pengobatan Hemofilia

Kamis, 15 April 2010 – 20:44 WIB
JAKARTA - Tanggal 17 April setiap tahun diperingati sebagai Hari Hemofilia Sedunia oleh seluruh masyarakat dan organisasi hemofilia, termasuk di IndonesiaHari Hemofilia Sedunia tahun 2010 ini bertema "The Many Faces of Bleeding Disorder: United to Achieve Treatment for All" (bersatu mencapai pengobatan bagi semua), yang berisi himbauan dan ajakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi semua penyandang hemofilia dan kelainan perdarahan lainnya.

"Hingga saat ini, sebagian besar penderita kelainan perdarahan di seluruh dunia dan juga di Indonesia, belum terdiagnosis dengan tepat dan mendapat pengobatan yang sesuai," ujar Ketua Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI), Prof DR Dr Moeslichan MZ SpA(K), dalam rilisnya kepada JPNN, Kamis (15/4).

Dijelaskan Moeslichan, dengan jumlah penduduk lebih dari 231 juta jiwa, jumlah penderita hemophilia di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 20.000 orang

BACA JUGA: Menkeu Gandeng MK dan KY

Hingga Maret 2010, menurut data HMHI, tercatat ada 1.236 penderita hemophilia dan kelainan perdarahan lainnya di Indonesia
Hal ini menunjukkan baru sekitar 5 persen kasus yang telah terdiagnosis.

Dijelaskan lebih jauh, hemofilia sendiri pada dasarnya adalah kelainan perdarahan akibat kurangnya produksi salah satu faktor pembekuan darah dalam tubuh

BACA JUGA: Besok, Misbakhun Diperiksa

Selama ini, banyak anggapan bahwa kelainan perdarahan hanya dialami oleh laki-laki saja (hemofilia)
Namun pada kenyatannya, ada jenis-jenis kelainan perdarahan selain hemofilia yang dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan, seperti penyakit Von Willebrand, trombopati (gangguan fungsi trombosit), serta kekurangan faktor-faktor pembekuan lainnya.

Sebagian besar dari penyakit-penyakit ini gejalanya sangat ringan, sehingga seringkali tak disadari dan tidak terdeteksi

BACA JUGA: Sidang Kode Etik Susno Ditentukan Minggu Depan

Namun pada wanita, hal ini dapat menjadi masalah serius, bila terjadi perdarahan pasca melahirkan atau menstruasi berkepanjanganParahnya, perdarahan yang terjadi selama masa kehamilan dan saat melahirkan, merupakan pula penyebab tertinggi kematian ibu di Indonesia(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejagung Belum Telusuri Soal SJ


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler