HRW Kecam Aksi Kekerasan Di Thailand

Rabu, 14 April 2010 – 09:34 WIB
SEDIH: Anggota keluarga korban yang tewas menyambangi jenasah di Monumen Demokrasi di Bangkok, Thailand. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
BANGKOK - Gerakan Kaus Merah yang melumpuhkan Thailand dalam beberapa pekan terakhir mengundang keprihatinan internasionalPegiat HAM dari New York Amerika Serikat Human Right Watch (HRW) mengutuk keras terjadinya aksi bentrokan jalanan antara demonstran Kaus Merah versus aparat keamanan Minggu (10/4) akihr pekan lalu

BACA JUGA: Thaksin Danai Demo Kaus Merah

Bentrokan itu, menewaskan tujuh belas warga sipil dan empat tentara
Lebih dari 800 orang dikabarkan mengalami luka serius

BACA JUGA: Militer Thailand Dukung Pemilu Dipercepat

HRW menyesalkan sikap tentara Thailand yang menggunakan  cara-cara represiv dengan tembakan peluru tajam dan granat.

"Ini merupakan kekerasan politik paling mematikan dalam dua dasa warsa terakhir di Thailand," kecam salah seorang direktur HRW Brad Adams dalam pernyataan tertulisnya
Pada saat bersamaan, Brad Adamas mendesak agar pemerintah dan demonstran kaus merah untuk duduk bersama guna mengakhiri konflik tersebut

BACA JUGA: Majalah Porno untuk Orang Buta

Dan masing-masing bertanggung jawab atas pasukan maupun massanya"Aparat Thailand harus menjamin agar para pelanggarnya diselidiki dan dibawa ke meja hijau," ujar Brad menegaskan.

:TERKAIT Selain itu, HRW juga menyerukan agar kedua belah pihak segera bersepakat untuk mengakhir konflik terbuka yang sudah mengancam keselamatan sipil tersebut"Pemerintah segera mencari jalan damai, dan mencari solusi agar pasukan kaus merah mengakhiri aksi demonstrasinyaPemerintah harus mencari solusi, dan menemukan jalan keluar bagaimana menjinakkan kaus merah yang sudah bersumpah akan terus berunjuk rasa sampai pemerintah membubarkan parlemen dan mengadakan pemilu."

Selain itu, HRW juga menyerukan agar pemerintah segera mencabut kebijakan mensesor media terutama stasiun televisi milik pendukung kaus merahSelama konflik, pemerintah telah mensensor ketat 10 stasiun pemancar radio dan televisi, serta sedikitnya 36 situs internet"Akibat kemelut politik yang terjadi, kini masa depan wartawan dan media di sana dalam keadaan bahaya," jelas Brad.

Seruan serupa juga disampaikan oleh pemerintah AustraliaSelain memberikan travel warning, pemerintah Austraslia juga mengingatkan kepada pemerintah Thailand untuk tidak kembali kepada pemerintahan militerKarena, kembali kepada pemerintahan militer sama dengan kembali ke masa lalu yang suramAustralia juga mengingatkan para warganya untuk menghindari aksi demonstrasi yang kini sedang marak di BangkokMereka meyakini, bahwa aksi ini akan terus berjalan sepanjang kedua belah pihak belum menemukan titik temu(aj/afp)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Hentikan Proses Klaim Pencari Suaka


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler