jpnn.com, JAKARTA - Waketum MUI Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, ada dua tantangan Pancasila ke depan, yaitu radikalisme agama dan sekuler. Keduanya adalah paham yang mengancam eksistensi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
"Radikalisme agama adalah gerakan yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi yang berbasiskan agama, contohnya khilafah. Gerakan ini secara masif melakukan penyebaran pahamnya melalui berbagai media dengan menyasar banyak kalangan," terang Zainut di Jakarta, Jumat (2/8).
BACA JUGA: Menristekdikti Bolehkan Kampus Bahas Marxisme dan Khilafah
Meskipun HTI sebagai ormas yang mengusung paham khilafah sudah dibubarkan oleh pemerintah, lanjutnya, tetapi ajarannya terus didakwahkan oleh kader-kadernya kepada banyak kalangan. Khususnya kepada kelompok-kelompok staregis, misalnya pelajar, mahasiswa, ASN dan kalangan militer.
BACA JUGA: Dituduh Anti-Pancasila setelah Jadi Ahli Gugatan HTI, Profesor Hukum Undip Polisikan Atasan
BACA JUGA: Menag Jadi Amirulhaj, Pak Dirjen Segera Pimpin Sidang Isbat Penentuan Iduladha
Menurut pandangan MUI khilafah memang bersumber dari ajaran Islam. Namun khilafah bukanlah satu-satunya sistem pemerintahan yang sesuai dengan syariat Islam.
Sehingga setiap upaya yang ingin memaksakan paham khilafah untuk diterapkan di Indonesia, adalah bentuk pengingkaran terhadap kesepakatan bangsa Indonesia yang sudah menerima NKRI dan Pancasila. Upaya tersebut juga dapat berpotensi melahirkan konflik dan ancaman bagi keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
BACA JUGA: Honorer K2 Jangan Galau ya, Ini Ada Kabar Gembira
Sedangkan tantangan Pancasila yang kedua adalah ancaman paham radikalisme sekuler, yaitu ingin memisahkan Pancasila dari nilai-nilai agama. Gerakan ini menghendaki agar bangsa Indonesia menjadi bangsa sekuler, liberal dan jauh dari nilai-nilai agama.
"Untuk menghadapi tantangan dan ancaman tersebut, MUI mengajak seluruh kader IPNU untuk menguatkan komitmennya kepada nilai-nilai perjanjian luhur bangsa Indonesia yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang utuh, bersatu, kuat dan sejahtera," tutupnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejumlah Fakta Temuan Kemenag Kasus Pengibaran Bendera Tauhid di MAN 1 Sukabumi
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad