Hubungan Pertamina-BP Migas Memanas

Jumat, 15 April 2011 – 07:43 WIB

JAKARTA - Sektor minyak dan gas (migas) tanah air rupanya sedang dalam kondisi kurang kondusifGara-garanya, dua institusi penting yang terkait dengan sektor migas justru kurang akur

BACA JUGA: Laba Anjlok, Penjualan Naik Tipis

Ya, hubungan Pertamina dengan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) kini tengah memanas.

Vice President (VP) Komunikasi Pertamina Mochamad Harun menyampaikan pernyataan resmi
Isinya menyesalkan pernyataan pihak-pihak tertentu yang mendiskreditkan kemampuan Pertamina dalam mengelola blok-blok migas

BACA JUGA: Dorong Bisnis Kuliner Nusantara

"Ini terkait dengan pengelolaan blok migas West Madura Offshore," ujarnya di Jakarta, Kamis (14/4).

Sebagaimana diwartakan, masa kontrak wilayah kerja (WK) migas West Madura Offshore yang ditandatangani pada 7 Mei 1981 akan berakhir pada Mei 2011
Sesuai aturan, begitu kontrak habis, pengelolaan blok dikembalikan kepada pemerintah

BACA JUGA: Hubungan Pertamina-BP Migas Memanas

Selanjutnya, pemerintah menunjuk pengelola baruSaat ini, saham blok West Madura dimiliki Pertamina 50 persen, Kodeco Energy (Korea) 25 persen, dan CNOOC (Tiongkok) 25 persen.

Namun, operator blok dipegang Kodeco dan CNOOC, bukan PertaminaNah, Pertamina sudah berkali-kali mengajukan permohonan kepada pemerintah agar diberikan 100 persen saham West Madura, tetapi pemerintah hanya akan memberikan 60 persenMenurut Harun, jika mendapat 100 persen saham dan menjadi operator, Pertamina menjanjikan konsep pengembangan lapangan yang agresifBahkan, Pertamina menargetkan kenaikan produksi dari 13.000 barel per hari saat ini menjadi 30.000 barel per hari.

"Namun, apabila upaya ini tidak mendapat dukungan, tidak perlu ada pernyataan pihak-pihak tertentu yang mendiskreditkan reputasi Pertamina di dalam pengelolaan minyak dan gas," katanyaPertamina memang tidak menunjuk dengan jelas pihak yang menuding tidak becus mengelola blok migasNamun, jika dirunut ke belakang, pihak yang dimaksud Pertamina adalah BP Migas.

Berdasar catatan Jawa Pos (JPNN Group), saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR pada 29 Maret 2011 banyak anggota DPR yang mendesak agar Kementerian ESDM dan BP Migas memberikan prioritas kepada Pertamina untuk menguasai lapangan-lapangan migas yang sudah habis kontraknya, termasuk blok West MaduraMenanggapi hal tersebut, Kepala BP Migas RPriyono mengatakan, secara prinsip pihaknya mendukung.

Namun, BP Migas punya kewajiban menjaga agar tingkat produksi migas Indonesia tidak merosot"Nah, apakah jika diserahkan ke Pertamina dijamin produksinya bisa dipertahankan? Bagaimana kalau produksinya malah turun?" ucapnya.
 
Menurut Priyono, BP Migas melihat penguasaan teknologi operasi migas serta kultur kerja di Pertamina belum sebaik perusahaan migas multinasional"Kita lihat tahun lalu, dari total 12 orang yang meninggal karena kecelakaan kerja di sektor migas, 8 di antaranya dari Pertamina," ujarnya

Dalam aspek keselamatan kerja, BP Migas bisa jadi benarNamun, dalam hal kemampuan meningkatkan produksi, Pertamina berhak protesMenurut Harun, Pertamina merupakan satu-satunya perusahaan minyak yang berhasil meningkatkan produksi dalam lima tahun terakhir di IndonesiaPada 2010, produksi Pertamina mencapai 190,7 ribu barel per hari dan 1.458 juta kaki kubik gas per hari atau ekuivalen 443,5 ribu barel minyak per hari(owi/c6/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masuk Pelabuhan Harus Gratis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler