jpnn.com, JAKARTA - TikTok Shop belakangan ini membuat heboh di Indonesia karena menawarkan harga yang murah sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi bisnis usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pemerintah Indonesia turut mengungkapkan kekhawatiran bahwa harga barang impor dari China yang dijual di TikTok Shop bisa merusak harga domestik, atau dikenal sebagai praktik predatory pricing.
BACA JUGA: TikTok Shop Dilarang di Indonesia, Begini Reaksi China
Melihat hal itu, pemerintah mengambil langkah untuk memblokir TikTok (sebagai platform media sosial) dan TikTok Shop (sebagai platform social-commerce) agar tidak berada di dalam satu aplikasi pada Senin (25/9).
Hypefast, sebagai pelopor house of brands berbasis teknologi yang menaungi berbagai brand lokal di Indonesia dan investor aktif mengadakan diskusi hingga survey dengan para pemilik pebisnis produk lokal.
BACA JUGA: Demi UMKM, Influencer Seharusnya Bisa Dukung Pemisahan TikTok Shop dari Aplikasi
Hal itu dilakukan untuk mendapatkan pandangan mereka mengenai dampak TikTok Shop terhadap bisnis brand yang mereka jalankan.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh tim Think with Hypefast, 67 persen brand lokal telah memiliki TikTok Shop.
BACA JUGA: TikTok Shop Dilarang, Pedagang Tanah Abang Bersiap Menyambut Kebangkitan
Dari jumlah tersebut, 88 persen melakukan live streaming setidaknya sekali sehari.
"Kami melihat semakin banyak brand lokal yang memanfaatkan strategi baru live shopping, salah satunya melalui kanal seperti TikTok Shop, baik untuk menghabiskan stok lama ataupun memasarkan produk baru," ungkap VP Men and Women Category Hypefast, Adinda Paramita Pandjaitan dalam siaran persnya, Kamis (28/9).
Dia menambahkan perubahan ini cukup signifikan bila dibandingkan dengan awal kemunculannya, ketika brand menggunakan marketplace sebagai kanal penjualan dan media sosial untuk memperkenalkan.
Seorang pendiri brand kosmetik lokal di Jakarta, dengan omzet lebih dari Rp 1 milyar per bulan, mengungkapkan bahwa TikTok Shop secara spesifik menjadi salah satu kanal penjualan utama yang terbukti efektif menghabiskan stok lama.
"Pengguna TikTok pada umumnya lebih muda dan memiliki daya beli yang terbatas. Oleh karena itu, strategi penjualan di TikTok tidak hanya harus menarik, tetapi harus menawarkan diskon yang besar," jelasnya.
Data lain yang diperoleh oleh tim Hypefast menunjukkan TikTok Shop berkontribusi sekitar 15-18 persen dari total omzet per bulan untuk brand lokal. Itupun tergantung dari kategori produk.
Menurut dia, angka tersebut menunjukan peningkatan signifikan dibandingkan September 2022, ketika kontribusi TikTok baru mencapai sebanyak 3 persen.
"Data juga menunjukkan keuntungan dari penjualan di TikTok Shop justru diklaim lebih rendah 24 persen dibandingkan dengan kanal penjualan lain, seperti Tokopedia dan Lazada," jelasnya.
Salah satu tantangan lain yang dihadapi oleh brand lokal adalah konsistensi dalam menjalankan sesi live shopping.
"Kami harus melakukan live streaming setiap hari selama 4-5 jam. Jika ada satu hari tanpa sesi live shopping, algoritma TikTok akan di-reset. Ini menjadi challenge tersendiri, khususnya bagi pelaku bisnis berskala kecil yang belum bisa konsisten menjalankan sesi live shopping di aktivitas bisnis mereka sehari-hari karena keterbatasan sumber daya," ujar pendiri brand fashion wanita di Bandung berbagi pengalamannya tentang live shopping, salah satunya TikTok Shop.
Namun, di dalam ekosistem bisnis tanah air, keterbatasan tidak lantas menjadi halangan.
Ketika sebuah perubahan diadaptasi dengan baik, justru dapat membuka kesempatan bagi pelaku bisnis lainnya, seperti agensi yang menawarkan jasa live shopping.
Kehadiran agensi itu membantu brand lokal yang belum siap membangun studio sendiri atau merekrut tim internal, untuk mengoptimalkan strategi mereka dalam live shopping dan mampu bersaing dengan pebisnis lokal lainnya.
Sementara itu, CEO dan Pendiri Social Bread Indonesia Edho Zell mengomentari fenomena melonjaknya popularitas TikTok Shop.
“Sesi live shopping telah mendemokratisasikan peluang bagi usaha kecil dan brand lokal agar dapat menjangkau dan berinteraksi langsung dengan konsumen secara real-time,” kata Edho Zell. (ddy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Keputusan Pemerintah soal Tiktok Shop, Tidak Boleh Medsos Merangkap Perniagaan
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian