JAKARTA - Isu pertemuan antara Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie dan tersangka mafia pajak Gayus Tambunan di Bali terus bergulirTak hanya membantah, Ical -panggilan Aburizal- bahkan menuding kabar negatif tentang dirinya itu sengaja diembuskan sebagai intrik politik menghadapi Pemilu 2014.
"Ini suatu bentuk intrik politik
BACA JUGA: Bupati Boven Digoel Dilantik Hari Ini
Tidak ada guna dan manfaatnya bagi bangsa yang produktif," tegasnya seusai salat Idul Adha di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Raby (17/11).Menurut dia, isu pertemuan dirinya dengan Gayus di Pulau Dewata tidak layak diteruskan
BACA JUGA: Demokrat Tak Akan Barter Kasus Gayus dengan IPO PT KS
Sebagai ketua umum, dirinya dibidik sebagai sasaran tembak lewat berbagai isuDia lalu mengajak pihak-pihak tersebut untuk meninggalkan penggunaan intrik-intrik politik semacam itu
BACA JUGA: KPU Harus Tetap Steril dari Parpol
"Mari sama-sama pilih jalan persahabatan membangun bangsaTrik politik seperti itu sudah harus diganti dengan pertukaran ide dan gagasan," ujarnya.Sebagaimana yang telah ramai diberitakan, sosok pria mirip Gayus "ternyata memang Gayus" terjepret kamera saat menonton semifinal tenis dalam Commonwealth Bank Tournament of Champions 2010 antara Daniela Hantuchova melawan Yanina Wickmayer di Bali beberapa waktu laluIcal juga berada di Bali untuk menonton pertandingan tenis dalam turnamen tersebut, meski diakui tidak dalam pertandingan yang sama.
Ical dan Gayus dikaitkan karena kasus suap Gayus diduga melibatkan perusahaan tambang batu bara yang masih berkaitan dengan keluarga BakrieDalam sidang, Gayus pernah mengaku menerima Rp 100 miliar dari wajib pajak kelas kakap seperti PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin, dan PT Bumi Resources demi memuluskan persoalan pajak merekaNah, sebagiansaham perusahaan-perusahaan itu dimiliki keluarga Bakrie.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung juga melihat adanya permainan untuk menurunkan citra partainya dengan kasus GayusSeperti halnya Ical, dia menyatakan muaranya adalah Pemilu 2014, baik pemilihan legislatif maupun presiden"Saya kira, ini tidak lepas dari permainan orang-orang yang ingin Golkar mengalami penurunan citra partai dan tokoh," tegasnya.
Menurut mantan ketua umum Golkar tersebut, upaya penurunan citra itu dilakukan karena indikasi kejayaan kembali Golkar pada pemilu mendatang makin hari makin kuatIndikasinya, kemenangan terbanyak para calon yang diusung Golkar dalam pilkada dibanding partai-partai lain.
Namun, Akbar berusaha melihatnya dengan kacamata positifDengan adanya upaya pelemahan tersebut, diharapkan kader partai bisa menjadi lebih siap menghadapi tantangan, cobaan, serta tekanan"Kami pernah mengalami lebih daripada sekarang dan itu bisa dilewati," ujarnya.
Yaitu, lanjut dia, pada periode 1998-1999Saat itu, tekanan terhadap partai sangat intensif dan masifBahkan mengarah pada pembubaran partai"Faktanya, kami masih bisa bertahan sampai sekarang," papar mantan ketua DPR tersebut dengan mimik optimistis(dyn/c5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kader Partai Demokrat Dilarang Pelit
Redaktur : Tim Redaksi