Ical Sasaran Emosi Warga

Minggu, 30 Mei 2010 – 06:32 WIB

SIDOARJO - Peringatan empat tahun semburan lumpur Lapindo tahun ini berlangsung di tanggul kolam lumpur SiringBerbagai agenda digelar, seperti orasi, teatrikal, hingga pelemparan gambar Aburizal Bakrie oleh warga

BACA JUGA: KY Gandeng Lembaga Lain



Acara itu dimulai sekitar pukul 09.00
Warga dari berbagai desa yang menjadi korban lumpur turut hadir

BACA JUGA: Baru 19 Persen Dana Haji Dikelola Bank Syariah

Mereka juga membawa spanduk yang bertulis tuntutan penyelesaian jual beli atas tanah dan bangunannya
Yakni, penyelesaian dengan skema 20 persen : 80 persen

BACA JUGA: KPK Siapkan Gelar Perkara Kasus Century Lagi



Aksi diawali dengan teatrikal yang dipersembahkan Komunitas Taring PadiTeatrikal itu menampilkan pengorbanan korban lumpur untuk mendapatkan haknyaYaitu, pembayaran atas lahan dan bangunan yang lenyap karena lumpurTeatrikal itu mengingatkan kenangan dan perjuangan warga yang belum tuntas sejak empat tahun lalu

Seusai menyaksikan teatrikal, ratusan warga pawai menaiki tanggulMereka berjalan sambil membawa replika Aburizal Bakrie alias IcalPoster itu merupakan simbol seseorang yang memicu terjadinya semburan lumpur

Selain poster, ada replika naga dan gurita yang dipikul warga mengelilingi tanggulReplika naga itu diibaratkan asap lumpur dari semburan lumpurSedangkan gurita merupakan karakter lumpur yang mengalir hingga ke mana-mana

Setelah berjalan-jalan, ratusan warga melempari replika IcalKemudian, replika itu dilemparkan ke kolam lumpurAksi tersebut merupakan bentuk kekesalan warga terhadap pucuk pimpinan Partai Golkar tersebut

Ketua Komunitas Taring Padi Muhammad Yusuf mengatakan, aksi yang disuguhkan itu merupakan sindiranTerutama kepada Lapindo Brantas Inc agar menyelesaikan tanggung jawabnya"Banyak warga yang belum mendapatkan haknyaApa yang kami tampilkan merupakan gambaran kenyataan yang terjadi," ujarnya

Dia mendesak agar Ical bisa bercermin diriDi balik kepopuleran yang dia raih, terdapat ribuan warga dengan nasib memprihatinkanHidupnya terkatung-katung menanti keinginan yang belum terpenuhi"Yakni, pembayaran atas tanah dan bangunan mereka," tegas Muhammad

Keprihatinan itu tidak hanya dirasakan warga yang rumahnya terendam lumpur, tapi juga mereka yang terkena dampak lumpurSeperti Aminah, 50, warga Kelurahan Siring Barat, Kecamatan PorongDia mengaku kenyamanan hidupnya hilang"Di rumah saya terdapat gas yang mudah terbakar," katanya

Nasibnya lebih malang karena tanah dan bangunannya tidak dibeli Lapindo Brantas IncMereka hanya menerima bantuan sosial dari pemerintah melalui Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS)"Sedangkan rumah, statusnya tidak jelas," ujarnya lirih

Selain banyak gas, dinding rumahnya mulai retak-retakSewaktu-waktu dinding itu bisa roboh"Jika roboh, saya tidak punya rumah lagi," ungkapnya

Empat tahun semburan lumpur, banyak peristiwa terjadiBaik dari aspek budaya, ekonomi maupun politikAspek budaya diwujudkan dengan hilangnya legenda beberapa desaSeperti Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Renokenongo, Kecamatan Porong, serta beberapa desa lain.

Kemudian dari aspek ekonomi, Jalan Raya Porong sering macetLalu lintas terhambat, sekaligus mengganggu distribusi barangAkibatnya, banyak perusahaan yang merugiSemua itu belum termasuk pencitraan Sidoarjo sebagai kota lumpurImbasnya, banyak investor yang ragu-ragu masuk ke Sidoarjo(riq/c2/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bongkar Markus, Polisi Diminta Tiru KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler