jpnn.com - JAKARTA—Sejumlah dokter menjadi korban tindakan anarkis masyarakat akibat polemik kasus vaksin palsu belakangan ini. Karena itu Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Asosiasi Rumah Sakit Indonesia (ARSI), dan Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) melayangkan protes keras terhadap pemerintah.
Para medis menganggap pemerintah mengadu domba masyarakat dan para dokter yang belum tentu bersalah dalam pemakaian vaksin palsu.
BACA JUGA: Vaksin Palsu, Fahri Hamzah Bela RS
“Di beberapa rumah sakit bahkan terjadi tindakan anarkis tidak hanya terhadap bangunan fisik, tapi juga kepada doker yang bertugas di fasilitas tersebut,” ujar Ketua Pengurus Besar IDI, Ilham Oetama Marsis dalam jumpa pers di kantornya, Senin (28/7).
Menurutnya, tindakan anarkis itu terjadi setelah pengumuman oleh Kementerian Kesehatan RI dan Bareskrim Mabes Polri mengenai rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain yang terindikasi menerima vaksin palsu.
BACA JUGA: Bang Uchok Minta Kemenkes Tak Cuci Tangan Soal Vaksin Palsu
Kejadian tindak kekerasan dan anarkis terjadi di RS Harapan Bunda Jakarta Timur pada15 Juli 2016, RSIA Mutiara Bunda Ciledug pada16 Juli 2016, dan di RS Santa Elisabeth Bekasi pada16 Juli 2016.
Ini menimbulkan keresahan yang meluas di kalangan dokter dan tenaga kesehatan lain. Menurutnya, dokter yang tidak berhubungan dengan pembelian vaksin pun menjadi korban dan tindakan anarkis itu.
BACA JUGA: Vaksin Palsu, Para Dokter Tuding Pemerintah Adu Domba
“Hal ini potensial berdampak buruk bagi pelayanan kepada masyarakat saat ini dan masa yang akan datang, dengan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada dokter,” tegasnya.
Selain itu, dia menegaskan adanya dokter dalam daftar tersangka vaksin palsu yang diumumkan oleh Bareskrim Mabes Polri menimbulkan kegelisahan.
Karena itu Ilham menyatakan kalangan dokter mendapatkan penjelasan lengkap, apakah keberadaan dokter dalam daftar itu sebagai pelaku peredaran atau sebagai korban dari peredaran vaksin palsu. (mg4/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PB IDI Tuding Kemenkes dan BPOM
Redaktur : Tim Redaksi