jpnn.com - JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Asosiasi Rumah Sakit Indonesia (ARSI), dan Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) menggelar konferensi pers di kantor Pengurus Besar IDI di Jalan Sam Ratulangi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/7).
Ketiga perkumpulan tenaga dan fasilitas medis tersebut, angkat suara terkait kasus vaksin palsu yang belakangan menjadi sorotan. Ketua Pengurus Besar IDI, Ilham Oetama Marsis mengatakan, kasus vaksin palsu yang menangkap sejumlah tenaga medis, dianggap suatu skenario cuci tangan pemerintah.
BACA JUGA: PB IDI Tuding Kemenkes dan BPOM
Bahkan, karena penangkapan sejumlah dokter dan tenaga medis, akhirnya menstimulasi masyarakat bahwa dokter yang bertanggung jawab atas kasus tersebut.
"Ini menimbulkan perspektif negatif terhadap profesi dokter dan fasilitas medis," kata Ilham dalam konferensi pers di kantor PB IDI.
BACA JUGA: Simak! Delapan Poin Pernyataan Sikap IDI, ARSI, dan PERSI
Akibat skenario itu, masyarakat menilai dan mendiskreditkan dokter dengan berlaku anarkitis di sejumlah tempat. Kejadian anarkistis tersebut, sudah terjadi, bahkan mengakibatkan dokter terluka karena dianiaya masyarakat.
"Tolong pemerintah jangan memperkeruh masyarakat. Setiap orang punya tugas, pokok, dan fungsinya (tupoksi) masing-masing. Mari tuntaskan masalah ini," tegas Ilham. (mg4/jpnn)
BACA JUGA: Anak Buah Megawati: Serahkan Pembebasan WNI Pada Ahlinya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bamsoet: Ini Skandal Paling Mengerikan
Redaktur : Tim Redaksi