IEA Sebut Industri Nikel Indonesia Memiliki Masa Depan Sangat Cerah

Senin, 31 Oktober 2022 – 23:24 WIB
Salah satu aktivitas pertambangan di Maluku Utara yang melakukan ekspor biji nikel ke luar negeri. Ilustrasi. Foto: Antara/Abdul Fatah

jpnn.com, JAKARTA - Nikel merupakan satu sumber daya mineral yang menjadi komoditas strategis di pasar global.

Badan Energi Internasional (IEA) memproyeksikan permintaan nikel di pasar global akan terus meningkat seiring dengan penguatan tren energi baru terbarukan (EBT).

BACA JUGA: Perusahaan Brazil Siap Gelontorkan Rp 120 T untuk Nikel Indonesia

Dalam laporannya di Southeast Asia Energy Outlook 2022, IEA memprediksi permintaan nikel untuk keperluan teknologi energi bersih akan berkembang pesat sampai 20 kali lipat selama periode 2020 sampai 2040.

Harga nikel global yang menunjukkan tren kenaikan berdampak positif terhadap harga patokan mineral (HPM) nikel di Indonesia.

BACA JUGA: Politikus PKS Ini Mendukung Penuh Presiden Jokowi Lanjutkan Hilirisasi Nikel

Tiga bulan terakhir, harga nikel di bursa perdagangan London Metal Exchange (LME) terus memperlihatkan tren kenaikan.

Melihat tren ke depan, Direktur Utama PT. Citra Lampia Mandiri (CLM)/Lampia Group Helmut Hermawan menyatakan optimismenya terhadap masa depan nikel Indonesia.

BACA JUGA: Komisi VII DPR Dukung Jokowi Lanjutkan Hilirisasi Nikel untuk Kemakmuran Rakyat

“Kami yakin masa depan nikel akan semakin cerah. Dan kita punya peluang besar untuk merebut pemenuhan kebutuhan dunia karena Indonesia memiliki lebih dari setengah cadangan dunia, sekitar 150 juta ton,” ujar Dirut dari perusahaan pertambangan nikel yang beroperasi di Luwu, Sulawesi Selatan itu, dalam siaran pers, Senin.

Tak hanya terbesar dari sisi volume, penyebaran cadangan nikel di Indonesia juga paling besar di dunia.

Di Indonesia, 90 persen cadangan nikel tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Maluku Utara.

Menurut Helmut, tiga besar penghasil nikel dunia berada di Sulawesi.

Sementara itu, di Maluku daerah tambang nikel antara lain terdapat di Halmahera (Maluku Utara) dan Pulau Ternate.

Cadangan nikel juga meluas sampai ke Papua, yang lokasi tambangnya antara lain terdapat di Pulau Gag.

Selain terbesar dari sisi volume, kualitas nikel di Indonesia juga terbaik di dunia.

Nikel kelas satu sangat dibutuhkan untuk pengembangan baterai mobil listrik untuk campuran jenis logam cobalt.

Meski permintaan nikel dari segmen baterai ini belum terlalu besar, tetapi segmen kendaraan listrik yang diperkirakan akan tumbuh cepat, akan memicu naiknya permintaan nikel kelas satu dari Indonesia.

Data dari IEA juga mengungkapkan kendaraan listrik saat ini menyumbang dua persen lebih dari penjualan mobil global dan akan menjadi 58 persen pada 2040.

Biji nikel berkadar tinggi sangat dibutuhkan untuk industri pengolahan atau smelter di Indonesia.

Selain itu, nikel merupakan bahan baku penting bagi pembangkit energi geotermal dan salah satu bahan baku baja tahan karat (stainless steel).

Saat ini, serapan nikel untuk kebutuhan industri stainless steel tercatat masih tertinggi di Indonesia.

“Pendek kata kebutuhan nikel sangat intensif dalam perkembangan industri hulu sampai hilir. Karena itulah kami sangat optimis terhadap masa depan nikel Indonesia,” ujar Helmut.

Boleh dibilang Indonesia dan Filipina merupakan negara produsen nikel terbesar di dunia.

IEA menilai hal itu merupakan peluang besar bagi negara-negara Asia Tenggara.

Apa pun kebijakan yang diterapkan Indonesia, menurut IEA, dengan pasokan setengah dari pertumbuhan nikel global akan memberi pengaruh sangat signifikan terhadap rantai pasokan nikel dunia.

Indonesia pun telah menerapkan larangan ekspor biji nikel. Larangan tersebut diterapkan seiring dengan pengembangan industri hilir, agar sumber daya nikel bisa diolah di dalam negeri.

Larangan itu tak pelak menjadi katalis yang mendongkrak harga nikel lebih tinggi. (rdo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berjuang di Tengah Arus Pesimisme, Buku Sejarah Perusahaan PT Gag Nikel


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler