JAKARTA - Potensi indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk melanjutkan koreksi masih sangat terbukaIndeks diramalkan setidaknya dalam durasi tiga bulan ke depan akan menghadapi masa-masa suram
BACA JUGA: PLN Genjot Pelanggan Listrik Prabayar
Itu terjadi menyusul besarnya ketergantungan indeks terhadap pergerakan bursa global terutama bursa Amerika Serikat (AS)."Tidak hanya Indeks domestik yang bakal terkena imbas tetapi bursa global secara keseluruhan
Meski begitu, Nico meyakinkan bahwa tren negatif itu hanya akan terjadi dalam kurun tiga bulan
BACA JUGA: Indeks Parkir di Zona Merah
Selanjutnya, indeks akan kembali menatap jalur positifBACA JUGA: Akusisi Indosiar Tak Salahi UU
Kondisi perekonomian yang kondusif dan stabil serta kinerja emiten sebagai tolok ukurnya"Asal tidak ada kejadian luar biasa saya pikir indeks sangat potensial melaju dikisaran 4.200 pada penghujung tahun nanti," tutur NicoSedang untuk sentimen negatif dari dalam negeri seperti maraknya bom dan potensi inflasi, Nico juga meyakini dalam kondisi umum tidak akan terlalu mengganggu langkah indeks ke depanInflasi sudah diantisipasi dan pemerintah telah mempunyai cara jitu untuk mengatasinyaDan, Bank Indonesia (BI) mampu memainkan peran dengan baik melalui control terhadap penguatan rupiah secara perlahan
Karena itu, pelaku pasar tak kehilangan asa menatap potensi ke depanInvestor berkeyakinan indeks bakal terus menanjak, khususnya akan ditopang sektor komoditas"Potensi ke depan saya yakin masih akan sangat bagusSebentar lagi Indonesia akan dapat rating "investment grade"Itu artinya akan lebih banyak lagi investasi yang masuk,” tukas Nico
Sementara terkait sektor unggulan, meliputi batubara, Crude Palm Oil (CPO), semen, infrastruktur dan properti serta consumer goodSektor infrastruktur merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian utama pemerintah untuk digarap seriusSelain itu, sektor properti juga tak ketinggalan ikut berkembang terdorong laju pertumbuhan masyarakat kelas menengah"Kebutuhan akan hunian tidak akan pernah surut sepanjang manusia hidup,” ulasnya
Sedang untuk saham-saham consumer good, akan senantiasa didukung budaya konsumtif yang sudah mengakar"Ya, secara fluktuasi indeks dalam jangka panjang tidak ada kendalaPosisi indeks untuk menuju angka 4200 tidak akan mengalami problem berarti,” imbuh Gema Merdeka Goeyardi, Analis UOB Kay Hian Securities(far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada Larangan Pemda NTB Gandeng Bakrie
Redaktur : Tim Redaksi