jpnn.com - JAKARTA – Para pelaku pasar bisa melakukan reposisi portofolio dengan memanfaatkan situasi indeks harga saham gabungan.
Sebab, IHSG masih terjebak dalam pola konsolidasi.
BACA JUGA: Rush Money Bertepuk Sebelah Tangan
Koreksi yang meningkahi index menjadi peluang dengan indikasi untuk rebound.
Kalau investor jeli, sebetulnya banyak saham-saham beredar dengan harga diskon.
BACA JUGA: Outlook 2017 : Emas Tetap Unggulan
Di mana, pada terjadi koreksi, tidak sedikit saham dengan potensi dan fundamental menjanjikan ditinggalkan pemodal.
Namun begitu, sebaiknya pelaku saham tetap waspada, karena logika pasar tidak bisa didikte.
BACA JUGA: XL Bidik 350 Ribu Pelanggan 4G di Wilayah Timur
”Jadi, mesti cermat dan tindakan harus berdasar kalkulasi matang,” tutur analis Asjaya Indosurya Securities Willliam Surya Wijaya di Jakarta, Senin (28/11).
Dengan potret semacam itu, indeks dalam tren jangka panjang masuk radar pola uptrend.
Indeks saat ini masih sangat kuat berada di level support 5.069.
Dan, selanjutnya indeks potensial menjangkau posisi tertinggi di kisaran 5.272.
”Indeks dalam amatan saya masih potensial. Dan, hari ini sangat terbuka untuk menguat,” tambah William.
Sejalan dengan potensi apresiasi itu, sejumlah saham akan ikut mendongkrak indeks.
Misalnya, saham Bank Negara Indonesia (BBNI), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), HM Sampoerna (HMSP), Kalbe Farma (KLBF), Uni Lever (UNVR), Indofood Makmur CBP (ICBP), Indofood Sukses Makmur (INDF), Bank Central Asia (BBCA) dan, Adhi Karya (ADHI).
Menyudahi perdagangan awal pekan kemarin, indeks melepuh 7,53 poin (0,14 persen) menjadi 5.114 setelah bergerak di antara 5.091-5.120.
Di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah ditutup minus tujuh poin (0,05 persen) ke posisi Rp 13.532 per US Dollar (USD).
Investor mencatat transaksi senilai Rp 7,83 triliun dengan volume 17,59 miliar saham.
Investor asing melakukan jual bersih (net sell) sejumlah Rp 309,3 miliar. (far/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Stabilkan Harga, Bulog Datangkan 250 Ton Gula
Redaktur : Tim Redaksi