Ikhlas dan Berlapang Dada Demi Keutuhan NKRI

Sabtu, 10 Maret 2018 – 02:43 WIB
Bomm Thamrin. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Aksi terorisme yang terjadi di Indonesia meninggalkan luka mendalam bagi para korban dan keluarga.

Hal itulah yang membuat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mempertemukan penyintas dan mantan napi terorisme (napiter) dalam sebuah kegiatan Silaturahmi Kebangsaan (Satukan) NKRI) yang digelar di Jakarta akhir Februari lalu.

BACA JUGA: Australia Kagumi Cara Indonesia Tangani Terorisme

Kegiatan ini sangat fenomenal karena baru kali pertama terjadi di dunia penyintas dan mantan napiter dipertemukan langsung.

“Saya hanya bisa berlapang dada menerima ini. Mungkin ini sudah takdir dari Allah SWT. Saya harus memaafkan mereka. Allah saja Maha Pemaaf, masa saya tidak memberi maaf,” kata korban bom Bali Chusnul Chotimah, Jumat (9/3).

BACA JUGA: Saling Memaafkan Untuk Bangkit Demi NKRI yang Lebih Baik

Chusnul Chotimah adalah korban Bali 1 yang menderita cacat seumur hidup.

Muka dan sekujur badannya mengalami luka bakar akibat teror tersebut.

BACA JUGA: Amerika Mendadak Tutup Kantor Kedubes di Turki

Meski sudah menjalani operasi plastik, kondisi tubuhnya tetap tidak bisa kembali seperti semula.

“Untuk apa kita dendam karena dendam tidak akan mengubah bentuk saya,” tambah Chusnul.

Chusnul mengaku sempat dendam kesumat dengan para pelaku.

Namun, seiring berjalannya waktu, dia mengaku berusaha belajar ikhlas dan menerima takdir.

Kini, dia merasa lebih lega dan ingin menjalani hidup lebih tenang. Dia juga berharap tidak ada lagi aksi terorisme.

“Dari air kita belajar ketenangan. Dari batu kita belajar kekuatan. Dari tanah kita belajar kehidupan dari kekerasan kita belajar hidup cinta damai. Maka cukuplah jangan ada lagi teror di negara kita. Mari kita jaga keutuhan NKRI tercinta ini,” tutur Chusnul.

Hal serupa diungkapkan korban bom Kedubes Australia Iwan Setiawan.

“Menurut saya ,sebaiknya kita tidak memendam rasa dendam. Mereka (mantan napiter) juga manusia  yang punya rasa salah. Mungkin waktu itu mereka khilaf. Kalau mereka minta maaf, saya maafkan. Pesan saya jangan membalas kekerasan dengan kekerasan baru, kalau mereka menebarkan api, kita harus menebarkan air,” ungkap Iwan. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Erni Ingin Duduk di Depan Makam Amrozi Sambil Membawa Bunga


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler