Ikhtiar Polri Mengedukasi Masyarakat Agar Terhindar Investasi Bodong

Jumat, 04 Februari 2022 – 23:14 WIB
Investasi bodong. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Arief Sulistyanto mengatakan pihaknya berupaya mengedukasi masyarakat agar terhindar dari investasi bodong.

Hal itu dia sampaikan saat menjadi pembicara dalam dialog podcast di Polri TV dengan tema “Waspada Penipuan Bermodus Investasi” pada Jumat (4/2).

BACA JUGA: Polisi Beramai-ramai Belajar Bahasa Inggris, Ada Apa?

Dalam dialog Podcast Polri TV ini, dia sekaligus membuka rangkaian kegiatan sosialisasi dan edukasi investasi kepada masyarakat yang akan digelar di 100 pusat perbelanjaan di 15 daerah se-Indonesia.

Arief mengaku perlu adanya antisipasi atau pencegahan dini terhadap investasi bodong.

BACA JUGA: Pembunuh Prajurit TNI Masih Buron, Letjen I Nyoman Keluarkan Ultimatum

Aparat kepolisian baru mengetahui ataupun korban baru melapor ketika jumlah korbannya sudah sangat banyak.

“Nah, inilah yang harus kami antisipasi sejak awal karena kasus-kasus investasi (bodong) ini bukan hanya saat ini terjadi,” ujar Arief.

BACA JUGA: Jokowi Minta Investasi Bodong Skema Ponzi Disikat Habis

Dia kemudian menceritakan saat menjabat sebagai Kasubdit Perbankan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Ditipideksus) Bareskrim Polri tahun 2007.

Kala itu dia sudah menangani sejumlah kasus investasi bodong yang banyak memakan korban.

Menurut mantan Kabareskrim Polri itu, modus yang dipakai sama, tetapi hanya caranya yang berbeda.

Oleh sebab itu, Arief mengingatkan agar masyarakat yang ingin melakukan investasi agar melihat terlebih dahulu latar belakang perusahaan investasi tersebut.

Biasanya, kata dia, untuk mengiming-imingi korban perusahaan investasi bodong menawarkan profit atau keuntungan tinggi.

“Yang kedua menggunakan modus MLM, skema ponzi yang semuanya sebenarnya permainan uang, bahwa itu sebenarnya uang-uang dari investor saja yang diputar dan ketika sudah cukup banyak dibawa kabur,” kata Arief.

Menurut dia, upaya mengedukasi masyarakat akan bahayanya investasi bodong tidak hanya cukup pada sosialisasi.

Melainkan dibutuhkan satu posko yang dapat memberikan informasi secara jelas kepada masyarakat pada perusahaan yang menawarkan investasi.

Dengan begitu, tidak lagi terjadi kobannya sudah banyak, aparat baru mengetahui maupun korban baru melaporkannya.

“Makanya setelah kami sosialisasi di 100 mal, kemudian akan membuka satu posko informasi untuk melayani masyarakat bertanya. Tentu tidak hanya dari Baharkam, kami menggandeng Kadin, OJK, BKPM, Bappebti,” beber Arief.

Terakhir, jenderal bintang tiga itu juga meminta untuk Satgas Waspada Investasi lebih responsif, terutama ketika mendapat laporan dari korban, melainkan cepat ketika ada promosi yang terkait investasi dari vendor-vendor yang baru.

“Harus sudah dilakukan penelitian dan hasilnya disampaikan kepada masyarakat sehingga tidak menjadi korban,” pungkas Arief. (cuy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suami Selingkuh, Sudarmi Sewa Eskavator, Kades: Enggak Bisa


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler