Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Membaik

Meski Ada Upaya Kriminalisasi KPK

Selasa, 17 November 2009 – 19:40 WIB

JAKARTA - Di tengah berlangsungnya kriminalisasi terhadap Wakil Ketua KPK non-aktif Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun 2009 malah membaik dibanding tahun sebelumnya yakni 2,8 poinDari 180 negara yang disurvei, Indonesia naik ke menempati peringkat 111 dari 125

BACA JUGA: Menpan Tinjau Fungsi BKD



Menurut Sekjen Transparency International Indonesia (TII) Teten Masduki, Selasa (17/11), peringkat terbaru ini mensejajarkan Indonesia dengan Indonesia dengan negara kecil nan miskin di Afrika seperti Algeria, Djibouti, Kiribati, Mali, Sao Tome, Kepulauan Solomon, dan Togo.  Teten mengatakan, bisa saja peringkat Indonesia melorot lagi jika dugaan kriminalisasi KPK tidak segera dituntaskan
"Jika tak ada penyelesaian menyeluruh dari kasus Bibit-Chandra, saya yakin IPK tahun depan malah turun," ucap Teten.

Dijelaskannya isu kriminalisasi terhadap wakil Ketua KPK bidang Penindakan itu memang belum masuk poin yang dipertimbangkan TII Internasional di Berlin, Jerman

BACA JUGA: Hadiatmoko dan Iriawan Bantah Tekan Wiliardi

Kenaikan peringkat ini, lanjut Teten, lebih karena adanya langkah positif dari Departemen Keuangan dan KPK


Departemen yang dipimpin Sri Mulyani tersebut dinilai TII telah berhasil melakukan reformasi birokrasi di tubuh organisasi pemerintah.  Adapaun KPK dinilai berhasil menjerat koruptor dan mencegah korupsi agar tak terus berkembang

BACA JUGA: Krisis Listrik Cermin Buruknya Kinerja Pemerintah



Namun, peringkat Indonesia masih rendah di kalangan negara Asean karena berada di posisi kelimaDi tingkat ASEAN, Singapura tetap menempati urutan teratas dengan indeks persepsi 9,2Indonesia juga kalah oleh negara tetangga Brunei Darussalam (5,5), Malaysia (4,5), dan Thailand (3,4)Diperingkat keenam Vietnam, dengan indeks 2,7Selanjutnya Filipina (2,4), Kamboja (2,0), Laos (2,0), dan Myanmar (1,4).(pra/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Krisis Listrik , ESDM dan PLN Harus Dievaluasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler