Indonesia Siap Perang Dagang Lawan Eropa

Rabu, 14 Agustus 2019 – 01:30 WIB
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Foto: Dery Ridwansah/JPC/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia tengah mempertimbangkan melakukan perang dagang melawan Uni Eropa.

Pemerintah sedang mempertimbangkan pengenaan tarif impor produk susu olahan (dairy products) dari Eropa sebesar 20–25 persen.

BACA JUGA: Peringatan Keras Mendag untuk Pihak yang Berniat Main Kotor

Hal itu menyusul penjegalan ekspor biodiesel Indonesia ke Eropa. Sebelumnya, Uni Eropa berencana mengenakan tarif bea masuk antisubsidi atas produk biodiesel Indonesia sebesar 8–18 persen.

BACA JUGA: Besi Scrap Kurangi Ketergantungan Industri Baja Terhadap Bahan Baku Impor

BACA JUGA: Jokowi Targetkan Penggunaan Biodiesel B50 Akhir 2020

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan, itu adalah langkah ketegasan Indonesia atas perang dagang yang lebih dulu diembuskan Uni Eropa.

Selama ini Uni Eropa memang sudah lama mempersulit ekspor produk sawit dan turunannya, terutama yang berasal dari Indonesia.

BACA JUGA: Kesal Menteri Enggar Tak Ditangkap, Rizal Ramli Ejek KPK

”Kami tidak mungkin diam,” kata Enggar pekan lalu.

Namun, rencana pengenaan tarif tersebut masih dibahas. Enggar akan membahasnya dalam rapat koordinasi dengan Kemenko Perekonomian.

Meski demikian, pihaknya sudah berkoordinasi dengan para importir. Sebab, hal itu tentu akan memengaruhi harga jual dairy produtcs asal Eropa di Indonesia.

Di samping itu, Enggar telah meminta para importir untuk mengurangi impor dairy products asal Eropa.

Enggar menawarkan para pengimpor agar membeli produk dari negara lain yang kualitasnya tak kalah dengan produk dari Eropa seperti Australia, New Zealand, Amerika Serikat (AS), dan India.

”Saya bilang lebih baik cari impor daripada sumber lain,” ucapnya.

Sebelumnya, Uni Eropa menganggap Indonesia curang dengan memberikan fasilitas subsidi yang melanggar ketentuan World Trade Organization (WTO) kepada produsen dan eksporter biodiesel.

Hal tersebut dianggap turut memengaruhi harga ekspor biodiesel asal Indonesia.

Tidak hanya itu, sejak lama Indonesia menganggap Eropa melakukan black campaign soal sawit.

Oleh karena itu, Indonesia sulit menjual produk sawitnya ke benua biru tersebut.

Menko Perekonomian Darmin Nasution enggan mengomentari perang dagang pengenaan tarif biodiesel ke Eropa.

”Saya belum bisa ngomong apa-apa. Nanti kami rapatkan,” ujarnya. (rin/agf/c12/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Enggar: Penyuap Izin Impor Ialah Orang Bodoh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler