BACA JUGA: Indonesia Welcome Masuknya Dana Asing
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, sangat memahami terjadinya pelemahan nilai tukar Dolar Amerika dan Yuan
‘’Kita memahami kondisi, ada negara-negara yang tertekan karena khawatir posisi kompetitif ekspor mereka akan turun kalau seandainya currency war mereka menguat
BACA JUGA: BBM Subsidi Overload, Pemerintah Tunggu DPR
Ada juga negara yang berupaya menjaga nilai ekspor bisa terus baik,’’ kata Agus, kepada wartawan, di DPR RI, Senin (25/10).Karena itulah, dalam pertemuan negara-negara maju yang tergabung dalam G-20 beberapa waktu lalu, didapatkan kesepakatan antar negara khususnya di Asia, untuk menyamakan visi mereka tentang pertumbuhan ekonomi.
"Dalam forum itu sangat baik sekali, dimana kita menyamakan visi bahwa kita jangan mengutamakan kondisi masing-masing negara saja
Ditambahkan Agus, guna mewaspadai dampak currency war yang diprediksi banyak kalangan, dalam G-20 disepakati adanya kesepahaman bersama saat menghadapi terjadinya pelemahan mata uang suatu negara.
‘’Seperti tidak mengutamakan pelemahan currency dari tiap-tiap negara
BACA JUGA: Suntik Rp2,8 T Untuk Lembaga Penjamin
Karena kalau semua negara melakukan tindakan seperti itu, maka ekonomo secara global juga akan terpengaruhKarena itu semua negara harus menjaga keseimbangan currency agar berjalan dengan baik,’’ kata Agus.Ditemui ditempat yang sama, Pjs Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Agus Supriyanto mengatakan, melemahnya Yuan dan Dolar Amerika sebenarnya tidak terlalu berdampak bagi IndonesiaKarena Indonesia memiliki kesepakatan (swapt arangemet) dengan China.
‘’Kesepakatan itu isinya, masing-masing negara menggunakan mata uang sendiriPerdagangan kedua negara masih berjalan normalAsalkan sektor riil bisa berkembang, saya yakin ekonomi Indonesia bisa lebih baik (meski terjadi currency war),’’ kata Agus.
Saat dihubungi wartawan, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Djimanto, menegaskan perang mata uang yang terjadi di dunia internasional akan sangat merugikan Indonesia, khususnya pengusaha.
"Karena pengusaha Indonesia yang bergerak dibidang ekspor dan impor akan sangat keberatan dengan Dollar AS yang melemah terhadap mata uang ChinaKita itu seperti habis jatuh, kemudian tertimpa tangga pula,"" katanya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar idealnya menurut Djimanto berada dikisaran Rp9.500Jangan sampai menyentuh level Rp8.500 karena pengusaha yang nantinya akan merasakan dampaknya.’’Kalau sekarang mungkin memang dampaknya belum terasa, namun untuk beberapa bulan berikutnya pasti akan terasa,’’tegasnya.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Catat Jumlah Pekerja Asing 45 Ribu
Redaktur : Tim Redaksi