Indonesia Welcome Masuknya Dana Asing

Senin, 25 Oktober 2010 – 19:05 WIB
JAKARTA — Meski banyak kalangan mewanti-wanti agar Indonesia mewaspadai derasnya dana asing yang masuk ke dalam negeri (capital inflow) beberapa tahun terakhir, namun Pemerintah tampaknya tetap berpandangan positif terhadap capital inflow ini.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengaku optimis, capital inflow yang masuk ke Indonesia, sifatnya akan permanen dan mendukung pertumbuhan ekonomiSelain itu, Agus pun optimis capital inflow tidak akan bersifat sementara saja sebagaimana yang dikhawatirkan banyak kalangan.

"Kita welcome dengan capital inflow

BACA JUGA: BBM Subsidi Overload, Pemerintah Tunggu DPR

Karena kita yakin capital inflow ini akan tenang di Indonesia
Alasannya karena Indonesia memiliki balanced of payment (keseimbangan ekonomi) yang sehat, fiskal yang sehat dan kondisi industri Perbankan yang sehat pula

BACA JUGA: Suntik Rp2,8 T Untuk Lembaga Penjamin

Selain itu posisi kompetitif ekonomi kita semakin baik,’’ kata Agus, Senin (25/10).

Sebelumnya, Bank Dunia sudah mengeluarkan imbauan kepada negara-negara di Asia untuk mewaspadai derasnya capital inflow yang masuk ke negara mereka
Terutama mewaspadai masuknya hot money yang bisa saja bersifat hanya sementara saja.

Dalam rilis resminya, World Bank mengungkapkan kewaspadaan ini terkait prediksi pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik akan mencapai 8,9 persen pada tahun ini, naik dari perkiraan sebelumnya yang hanya sebesar 7,3 persen.

Sementara itu, pengamat ekonomi Umar Juoro menilai, derasnya capital inflow menandakan nilai tukar rupiah mampu mencuri kepercayaan para investor dan pelaku pasar global

BACA JUGA: BI Catat Jumlah Pekerja Asing 45 Ribu

Namun di sisi lain, ini harus menjadi tantangan pemerintah guna menempatkan capital inflow secara benar ke sektor-sektor riilSehingga lebih terasa bermanfaat bagi perekonomian masyarakat.

‘’BI harus melakukan stabilisasi terhadap derasnya capital inflow ke IndonesiaStabilisasi tersebut misalnya dengan cara menggiring capital inflow ke arah investasi riilDengan demikian, BI tidak perlu melakukan kebijakan untuk menaikkan giro wajib minimum (GWM) antara 75-102 persen, karena masih ada kelebihan likuiditas perbankan,’’ kata Ketua Dewan Direktur Center Indonesia for Development and Studies (Cides) ini.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Inventarisasi Ulang Aset Migas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler