Ini terlihat dari angka kalkulasi Asaki, problem gas yang tidak kunjung teratasi selama beberapa tahun terakhir berpotensi membuat ekspornya anjlok 80 persen pada tahun 2009 ini menjadi USD62,4 juta“Padahal pada tahun lalu mencapai USD 312 juta,” Ketua Asaki, Achmad Wijaya di Jakarta, Kamis (16/7).
Meskipun proses negoisasi harga gas antara kalangan pengusaha dengan pihak PT PGN terbilang sulit, para pengusaha yang tergabung Asaki masih tetap optimis.
“Kami sangat optimis proses negoisasi secara business to bussines (B to B) dengan PNG bisa disepakati sebelum berakhir masa kerja kabinet yakni pada 20 Oktober 2009,” terang Achmad Wijaya lagi.
Sebagaimana diketahui PT PGN menetapkan harga sebesar USD5 per MMBTU (Milyar Metrik Britis Thermal Unit), dan pembayaran dilakukan dengan menggunakan dollar AS
BACA JUGA: Mendag: Industri Keramik Tahan Banting
Hal ini yang dianggap memberatkan pengusahaBACA JUGA: Bahan Baku Keramik Masih Bermasalah
“Namun lagi-lagi manajemen PT PGN menolak mentah-mentah usulan negosiasi B to B itu,” jelasnya.Menurutnya, sikap keras PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang bersikeras untuk tidak merespons permohonan negoisasi tersebut, akan membuat industri keramik kesulitan.
Dikatakan, saat ini industri keramik memerlukan pasokan sebanyak 48 juta MMBTU per tahun
BACA JUGA: Permintaan Dirjen Bea Cukai Ditolak Dephub
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspor Keramik Menggembirakan
Redaktur : Tim Redaksi