Industri Migas Tingkatkan Local Content

Rabu, 04 Maret 2009 – 08:44 WIB

JAKARTA - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMigas) berkomitmen meningkatkan belanja sektor migas pada industri dalam negeriOptimalisasi nilai tambah sektor migas juga akan diwujudkanmelalui peningkatan porsi local content (kandungan lokal).
 
Kepala BPMigas R

BACA JUGA: Kadin Usulkan Bangun Industri Hulu

Priyono mengatakan, selaku pelaksana usaha sektor migas, pihaknya punya salah satu agenda peningkatan local content Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
"Kami targetkan pada 2010 nanti komposisi expenditure (belanja, Red) KKKS untuk local content bisa 55 persen

BACA JUGA: Sunset Policy Tambah Penerimaan Rp7,46 T

Saat ini di bawah 50 persen," katanya saat presentasi kebijakan dan program di Departemen ESDM Selasa (3/3).
 
Untuk mencapai target itu, kata Priyono, BPMigas akan mengupayakan langkah pengendalian Plan of Development (PoD) atau rencana pengembangan, maupun Work Program and Budgeting (WP&B) atau program kerja dan anggaran yang diajukan KKKS
"Termasuk pengadaan barang dan jasa," tuturnya.
 
Peningkatan komposisi persentase belanja migas cukup signifikan

BACA JUGA: Pasokan Batubara Listrik Dipastikan Aman

Total belanja KKKS, baik belanja modal atau capital expenditure (capex) maupun belanja operasional atau operational expenditure (opex) hingga kuartal III 2008 mencapai USD 8,65 miliarItu terdiri dari belanja KKKS produksi USD 7,45 miliar dan belanja KKKS nonproduksi USD 1,19 miliar.
 
Menurut Priyono, jika 55 persen bisa diserap oleh industri dalam negeri, hal itu bisa memberi multiplier effect bagi perekonomian nasionalBPMigas juga akan mengidentifikasi kemampuan industri dalam negeri yang menjadi penyedia barang dan jasa sektor migas"Kemampuan penyedia barang dan jasa harus ditingkatkan agar bisa memenuhi standar KKKS dan lebih kompetitif," ujarnya.
 
Dia menambahkan, pandangan negatif terkait cost recovery juga perlu direvisiCost recovery adalah biaya operasi KKKS yang diganti oleh pemerintahSelama ini cost recovery dipandang sebagai beban karena diasumsikan dinikmati KKKSPadahal, cost recovery bisa dianggap spending (belanja)"Karena itu, yang terpenting bagaimana spending bisa diserap industri dalam negeri," katanya(owi/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendapatan Naik, Load Factor Turun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler