Kadin Usulkan Bangun Industri Hulu

Rabu, 04 Maret 2009 – 08:41 WIB
SURABAYA - Penurunan nilai impor dan ekspor nonmigas Jatim pada Januari lalu diperkirakan terus berlanjutApalagi, saat ini rata-rata sekitar 77 persen dari total impor Jatim adalah bahan baku industri, khususnya yang berorientasi ekspor.
 
"Jika impor turun tajam, hampir dipastikan ekspor Jatim juga akan turun signifikan

BACA JUGA: Sunset Policy Tambah Penerimaan Rp7,46 T

Sebab, kemampuan industri di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri lain masih sangat minim," kata Ketua Kadinda Jatim Erlangga Satriagung Selasa (3/3).
 
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, nilai impor Jatim Januari lalu USD 541,346 juta atau turun 21,87 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD 692,919 juta
Sedangkan nilai ekspor nonmigasnya mencapai USD 740,033 juta atau turun 1,07 persen dibandingkan Desember 2008 sebesar USD 748,017 juta.
 
Komoditas utama impor Jatim pada Januari adalah mesin dan pesawat mekanik senilai USD 110,004 juta atau sekitar 20,32 persen dari total nilai impor

BACA JUGA: Pasokan Batubara Listrik Dipastikan Aman

Lalu, gandum senilai USD 50,179 juta
Selanjutnya, besi dan baja senilai USD 41,206 juta

BACA JUGA: Pendapatan Naik, Load Factor Turun


 
Menurut Erlangga, komoditas yang diimpor itu tak bisa diproduksi secara optimal oleh industri di dalam negeriKarena itu, dia berharap pemerintah memiliki goodwill untuk membangun industri hulu"Kami berharap lima tahun mendatang ketergantungan atas bahan baku impor berkurang menjadi hanya sekitar 35 persen," jelasnya
 
Dia menuturkan, jika industri hulu berkembang di dalam negeri, produknya harus bisa bersaing dengan harga komoditas imporDengan demikian, produk hasil industri hulu nasional bisa terserap di pasar
 
Dia menyinggung gula lokal sebagai bahan baku makanan dan minuman (mamin), ternyata kurang diminati industri di dalam negeri"Sebab, harga gula lokal jauh lebih mahal dan kualitasnya di bawah gula impor," tuturnya.
 
Secara terpisah, Ketua Ginsi (Gabungan Importer Seluruh Indonesia) Jatim Judy Poerwoko mengakui, angka impor nonmigas Jatim Februari lalu menurun"(Penurunannya) sekitar 30 persen," jelasnya.
 
Selain itu, kata dia, penurunan impor Jatim juga terlihat dari pengajuan dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang)Pada Februari lalu hanya tercatat 234 dokumen atau turun 51 persen dibandingkan rata-rata pengajuan setiap bulan yang mencapai 480 dokumen.
 
"Kami berharap pemerintah tidak ketat membatasi impor barang modalSebab, (impor barang modal) itu juga dimaksudkan untuk mendukung industri di dalam negeri," tuturnya(luq/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Subsidi Bea Masuk Bagi 11 Sektor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler