Industri Plastik Minta Pasokan Gas Masela

Kamis, 09 Maret 2017 – 01:42 WIB
Ilustrasi. Foto: Radar Kedu/JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Rencana pembangunan pabrik petrokimia di Tuban mendapat respons positif dari Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (INAplas).

INAplas berharap, pemerintah memastikan pasokan dan harga gas yang menjadi daya tarik utama investor petrokimia aman.

BACA JUGA: Industri Pelayaran Offshore di Ujung Tanduk

Sekretaris Jenderal INAplas Fajar Budiyono berharap pengembangan Blok Masela membuat pasokan gas serta harganya lebih kompetitif.

Industri menilai harga gas idealnya USD 3,5 per mmbtu.

BACA JUGA: Industri Kesehatan Jadi Lahan Empuk Berinvestasi

”Kalau harga (gas, Red) USD 3,5, penerimaan negara sama dengan jika negara jual harga USD 6. Jadi, tidak ada masalah pengembangan di Masela. Yang penting, ada kepastian stok dan formula harga,” ujarnya saat ditemui di Hotel Intercontinental Jakarta, Selasa (7/3).

Menurut dia, sejumlah investor telah menyatakan ketertarikan untuk membangun pabrik petrokimia yang menggunakan sumber daya dari Blok Masela.

BACA JUGA: Industri Kecil dan Menengah Sumbang PDB Rp 520 Triliun

”Kami beberapa kali diajak bertemu untuk membahas masalah Blok Masela. Kami berminat selama ada garansi jumlah quantity dan harga,” jelasnya.

Pemerintah diharapkan menyiapkan infrastruktur transportasi untuk mengangkut hasil produksi industri.

Caranya denganmenyambungkan tol laut ke Blok Masela sehingga ?biaya transportasi bisa semakin murah.

”Kalau ada tol laut, jadi tidak masalah. Sebab, (pelayaran) ke timur (Indonesia) bisa membawa bahan baku makanan dan (pelayaran) ke barat bisa bawa bahan baku polimer,” bebernya.

Pengusaha berharap pemerintah serius dalam rencana mengembangkan industri petrokimia di dalam negeri.

Sebab, selama ini 50 persen produk hasil industri seperti etilena masih diimpor dari negara lain.

Wakil Ketua Umum INAplas Suhat Miharso menambahkan, kebutuhan etilena di dalam negeri mencapai 1,6 juta ton per tahun.

Sementara itu, produksi di dalam negeri baru mencapai 860 ribu ton per tahun. ”Kira-kira baru 50 persen.

Sisanya harus diimpor dari Korea, Jepang, Singapura, dan Malaysia,” tambahnya. (agf/c16/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jonan Diminta Terbitkan Izin Ekspor Nikel Kadar Rendah


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
industri  

Terpopuler