Inflasi Maret Diprediksi Landai, Harga Pangan Terkendali

Senin, 01 April 2019 – 10:18 WIB
Bank Indonesia. Foto: dokumen Indopos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi pada Maret 2019 mencapai 0,14 persen month to month (mtm), 0,39 persen year to date (ytd), dan 2,51 persen year on year (yoy).

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengungkapkan, penyumbang inflasi Maret berasal dari bawang merah sebesar 0,13 persen, bawang putih (0,04 persen) angkutan udara (0,02 persen), cabai rawit (0,01 persen), dan air minum dalam kemasan (0,01 persen).

BACA JUGA: UMKM Ampuh Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

’’Dari sisi domestik relatif terjaga,’’ kata Dody akhir pekan kemarin.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan, inflasi Maret didorong kenaikan harga beberapa komoditas pangan.

BACA JUGA: Prediksi Inflasi Triwulan II 2019

“Namun, secara umum, harga pangan terkendali dengan langkah stabilisasi melalui koordinasi di berbagai daerah,’’ ujar Josua, Minggu (31/3).

Menurut dia, inflasi inti ditopang kenaikan tarif pesawat terbang serta biaya sewa rumah meski nilai tukar rupiah dan harga emas perhiasan cenderung stabil.

BACA JUGA: Tingkat Kepercayaan Investor Terhadap Indonesia Masih Tinggi

’’Secara keseluruhan, inflasi akan kembali meningkat memasuki bulan puasa dan Idul Fitri sekitar Mei–Juni,’’ jelas Josua.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menyebutkan, beberapa faktor yang memengaruhi inflasi ialah bawang merah dan cabai yang sensitif terhadap cuaca hujan sehingga harganya naik sepanjang Maret. Harga komoditas lain seperti ayam dan telur justru menurun.

’’Tekanan dari sisi bahan makanan belum terlalu besar. Mungkin April jelang Ramadan harga baru naik,’’ kata Bhima.

Inflasi inti diperkirakan bergerak rendah sebagai indikator belum terdorongnya konsumsi rumah tangga.

’’Saat pemilu dan jelang Ramadan, baru nanti kami cek apakah konsumsi rumah tangga naik di atas ekspektasi dan mendorong inflasi (demand-pull, Red),’’ ucap Bhima.

Menjelang pemilu, pasti harga BBM dan tarif listrik subsidi tidak naik. Tekanan dari sisi transportasi udara tetap terasa karena bagasi berbayar dan tarif pesawat masih mahal meski harga avtur turun.

’’Justru April biaya angkutan bisa turun setelah Lion menurunkan tarif,’’ tutur Bhima.

Ekonom Asian Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi menjelaskan, tekanan inflasi Maret dan April datang dari belanja pemerintah dan parpol berkaitan dengan hajatan demokrasi.

’’Inflasi secara keseluruhan bisa tertekan oleh penurunan harga beras dan bumbu-bumbu yang memasuki panen April,’’ kata Eric. (nis/c14/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Neraca Dagang Indonesia Surplus Rp 4,7 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler