Ingat ya! Pengikut Dimas Kanjeng Jangan Disebut Santri

Sabtu, 01 Oktober 2016 – 08:04 WIB
Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Foto: Dite Surendra/dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa’adi menegaskan, kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi murni perkara kriminal yang berkedok agama.

Zainut menuturkan MUI mendukung proses hukum yang dilakukan oleh polisi. 

BACA JUGA: Lumayan, Garut-Sumedang Kebagian Dana Rp 30 Miliar

’’Aparat keamanan harus mengusut kasus kriminal ini sempai tuntas,’’ katanya di Jakarta kemarin.

Termasuk memproses hukum Dimas Kanjeng Taat Pribadi sebagai pimpinan padepokan.

BACA JUGA: Jual Diri, 3 Gadis dan Seorang Muncikari Ditangkap Polisi

Dia menuturkan MUI berkesimpulan bahwa padepokan milik Dimas Kanjeng itu bukan sebuah lembaga keagamaan selayaknya pesantren. 

Zainut menjelaskan padepokan yang berada di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggi itu sama sekali tidak menjalankan kegiatan pengajaran keagamaan.

BACA JUGA: Prahara Cinta Segitiga, Naksir Suami Teman Sejak SMP

Selain itu Zainut menuturkan anggota atau pengikut Dimas Kanjeng juga bukan santri. Para pengikut Dimas Kanjeng bukan orang-orang yang menuntut ilmu keagamaan. 

’’Sebaliknya pengikut Dimas Kanjeng itu perkumpulan orang dengan mo tivasi mengejar kepentingan materi,’’ jelasnya.

MUI akan terus melakukan penelitian terhadap praktek penggandaan uang yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng. 

Tujuannya adalah untuk memperoleh kesimpulan apakah yang dilakukan Dimas Kanjeng itu penistaan agama atau bukan. Hasil penelitian itu anak diwujudkan dalam sebuah fatwa.

Zainut mengatakan MUI menghimbau supaya masyarakat, khususnya para korban tetap tenang dan menyerahkan ke polisi. 

Pengikut Dimas Kanjeng yang masih berada di padepokan untuk pulang ke rumah masing-masing. Selain itu bagi masyarakat yang merasa jadi korban, supaya melapor ke polisi.

Dia mengatakan banyaknya pengikuti Dimas Kanjeng bisa disimpulkan dari sejumlah motivasi.

Diantaranya adalah karena faktor ekonomi, sosial, bahkan sampai politik. 

Kelompok yang rentan terpengaruh Dimas Kanjeng dan penipuan berkedoka agama serupa adalah, masyarakat dengan pemahaman agama rendah. 

’’Kelompok masyarakat ini mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang memiliki kekuatan supra natural,’’ pungkasnya. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Resmi, 6.000 PNS Diserahkan ke Pemprov


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler