jpnn.com - JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI terus mendorong penghapusan hukuman mati di Indonesia.
Hal tersebut kembali disuarakan menyikapi Hari Antihukuman Mati Sedunia yang diperingati setiap 10 Oktober.
BACA JUGA: Diskusi di Kemang Dibubarkan Paksa, Komnas HAM Angkat Bicara
Menurut Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro sejak Second Optional Protocol dalam Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik (ICCPR) diadopsi pada 1991, penghapusan hukuman mati merupakan standar norma internasional yang menjadi arus utama.
“Sebagai standar norma internasional maka pemerintah Indonesia perlu untuk terus konsisten di dalam menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah yang sejalan dengan perkembangan yang sudah ada di dalam KUHP Nasional yang baru,” ujar Atnike di Jakarta, Kamis (10/10).
BACA JUGA: Kurir 28 Kg Sabu-Sabu & 14.431 Butir Ekstasi Divonis Hukuman Mati
Atnike mengatakan ketentuan tentang hukuman mati tertuang dalam Pasal 6 ayat 1 ICCPR yang menyebutkan bahwa setiap manusia berhak atas hak untuk hidup dan mendapat hak perlindungan hukum dan tiada yang dapat mencabut hak itu.
Sementara itu dalam KUHP Nasional yang baru ketentuan pidana mati diatur sebagai hukuman alternatif serta terdapat pula aturan tentang penundaan eksekusi pidana mati.
BACA JUGA: 3 Terdakwa Kasus Narkoba di Aceh Dijatuhi Hukuman Mati
Di sisi lain, pemerintah RI telah menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Tata Cara Perubahan Pidana Seumur Hidup dan Pidana Mati.
Lebih jauh Komnas HAM menilai pemerintah perlu mempertimbangkan adanya moratorium atau penangguhan pelaksanaan hukuman mati serta penghapusan pelaksanaan hukuman mati untuk kasus-kasus baru.
“Untuk mendukung pelaksanaan penghapusan hukuman mati di Indonesia, ratifikasi Second Optional Protocol merupakan suatu yang penting untuk dilaksanakan pemerintah,” katanya.
Penghapusan hukuman mati dengan tegas dituangkan dalam The Second Optional Protocol to the ICCPR.
Indonesia merupakan salah satu negara yang telah meratifikasi ICCPR melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan ICCPR. (Antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Detik-Detik HS Dibunuh Secara Sadis, Istri, Anak & Mertuanya Selamat
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang