Ini Dugaan Pelanggaran Etika Ketua MPR RI

Senin, 28 September 2015 – 18:13 WIB
Zulkifli Hasan. Foto: Dok.JPNN.com.

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Presidium Kaukus Indonesia Hebat (KIH), Syarif Hidayatullah mengatakan, kehadiran Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan dalam kunjungan balasan untuk bertemu dengan ketua sekaligus anggota MPR negara Cina patut diacungi jempol. 

"Sebagai seorang pimpinan lembaga tinggi negara, Zulkifli Hasan memang memiliki semangat membangun hubungan diplomatik yang menunjukan etika dalam bernegara," katanya.

BACA JUGA: Krisna Mukti: Sudah Saya Bayar...Selesai Sama Devi

Namun dia menyayangkan di sela-sela pertemuan tersebut, Ketua MPR RI punya maksud dan tujuan yang menyimpang dari agenda awal. Itu setelah Zulkifli Hasan bicara dalam forum China Minsheng Investment Corp dan Maspion Group. 

"Tentu saja agenda ini sudah melenceng, mengingat Ketua MPR tak selayaknya memiliki peran layaknya seorang kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) yang harus keliling luar negeri untuk menarik minat investor. Ini jelas pelanggaran kode etik seorang anggota dewan," kata Syarif Hidayatullah, yang ikut melaporkan Zulkifli Hasan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Senin (28/9).

BACA JUGA: Diperiksa MKD, Fadli Zon Berkirim Surat, Isinya...

Yang menyedihkan lagi, lanjutnya, adanya penggunaan bahasa "karpet merah" bagi pengusaha Cina, seolah-olah membangun kesan tamu agung dan raja.

Syarif memaklumi bahwa saat ini Indonesia membutuhkan banyak investasi untuk mendorong perekonomian yang lesu. Namun ia menyayangkan kampanye menarik investor dilakukan seorang Ketua MPR.

BACA JUGA: Seskab: PP Antikriminalisasi Segera Terbit

Syarif juga mengingatkan jangan ada kesan seolah-olah Ketua MPR pahlawan dengan berbusa-busa bicara di hadapan pengusaha Cina. 

"Stop pencitraan Pak Zulhas (Zulkifli hasan-red), bapak sekarang Ketua MPR, bukan menteri lagi," pungkasnya. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Periksa Petinggi NasDem, KPK Dianggap Cari-cari Perkara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler