jpnn.com - SLEMAN - Selain mendapati formulir kesediaan eksodus dari ormas Gafatar, di lokasi sebuah rumah di Dusun Kadisoka Purwomartani, Kalasan, Sleman, Jogjakarta, juga ditemukan berkas-berkas daftar anggota dan target peserta eksodus.
Ada sekitar 25 orang yang ditargetkan akan berangkat eksodus. Banyak di antara nama-nama tersebut dilingkari dan beberapa disilang. Namun beberapa nama sudah tidak lagi jelas.
BACA JUGA: 99 Organisasi Tantang Jokowi Soal Perppu Kebiri
Selain itu ada daftar peserta absensi BMS DPK Gafatar Sleman. Ada sekitar 65 nama dalam daftar tersebut. Satu orang yang diketahui menghilang adalah Sanggar Yamin, ayah dari Ahmad Kevin Aprilio. Nama Sanggar berada di nomor 53.
Selain itu juga ada pembukuan dengan judul Angket Pengembangan KKP. Ada tabel isian nama kepala keluarga dan anggota keluarga, jumlah harta kekayaan mulai mobil, sepeda motor, tanah, bangunan dan kesanggupan mengisi pengembangan KKP. Belum diketahui persis apa kepanjangan KKP.
BACA JUGA: Jubir PPP Sentil Fahri Hamzah dan Penyidik KPK
"Angket ini ditujukan untuk dapat diisi dengan sebenar-benarnya agar kita dapat menggenapi seruan Tuhan Yang Maha Esa," tulis Info Penting di samping kanan formulir.
Ada salah satu buku catatan yang diduga milik salah seorang anggota Gafatar. Catatan bloknote tersebut penuh dengan tulisan tangan. Hanya saja, karena telah lama dibuang dan terkena air maka beberapa lembarnya tidak jelas terbaca.
BACA JUGA: Anak Buah Prabowo: Ngapain Fahri Hamzah Bersitegang Leher?
Berikut beberapa catatan menggunakan bloknote, yang ditulis menggunakan pulpen warna biru;
"Diluaran sana setinggi apapun pangkat, sekaya apapun mereka, sepintar dan sehebat apapun mereka, tetap dimata Tuhan, mereka adalah orang yang terlanat. Berbeda kita yang didalam, semiskin apapun kita, sesederhana apapun kita, kita tetap istimewa dimata Tuhan," tulisnya
"Apa yang selama ini kita lakukan, adalah buah dari ajaran Milah Abraham," lanjutnya.
"Sementara fase ke 3 ini adalah fase kritis, berbahaya, kita tidak perlu berfikir macam-macam bukan lagi saatnya mempertanyakan tentang keyakinan atau program. Sekarang ini masalah praktek. Tidak ada tawar menawar. Disini bukti ketaatan dan ketundukpatuhan akan kelihatan," sebutnya.
"Saatnya manusia bergerak, dan tidak boleh memperdebatkan apa yang sudah diajarkan. Kita dialihkan pimpinan kita, harus siap. Bukan lagi masih berfikir dan menganalisa. 2001- 2015 sudah dilewati fase pertama dan kedua."
Selain itu juga dalam catatan itu ada disebutkan mengenai pengumpulan harta untuk perjuangan. "Hal-hal pengumpulan harta sudah diingatkan dalam firman Tuhan. Orang-orang kafir menafkahkan harta untuk menghadapi kita di jalan Tuhan. Secara kualitas kita harus 10 kali lipat dari orang-orang luar," katanya.
"Disiplin menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar. Perilaku ini sudah tidak pantas dilakukan orang yang telah melakukan persaksian. Dari fase ke fase pasti akan ada orang tersingkirkian. Akan ada seleksi Tuhan," ungkapnya.
Selain itu ada kutipan Alquran Surat Anisa ayat 97-100 tentang perintah hijrah. "(4/97-100) Kita ini tertindas tidak merdeka, kita tidak bisa hidup sesuai perintah/maunya Tuhan. Seluruh dunia/ global masih banyak tanah kosong," sebutnya.
Baca: Dua Perempuan Ini Hilang setelah Diperistri Anggota Gafatar
Dalam tulisan tangan latin itu, penulis juga mengutip surat Al Baraqoroh ayat 61 tentang ujian di tempat hijrah. Ada juga dalam catatan itu disebutkan tentang putus komunikasi dengan pihak luar. "Putus komunikasi dengan pihak luar (saudara, bapak, ibu)," tulisnya.
Selain itu ada catatan dari Injil Matius 13/44, namun dalam tulisan itu tidak terlihat jelas karena rusak akibat hujan. (riz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2 Hari Koma, Korban Teror di Sarinah Itu Tutup Usia
Redaktur : Tim Redaksi