jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Tito Karnavian sempat memberikan penilaian soal aksi penculikan dan penyanderaan WNI di Filipina Selatan.
Kapolri terpilih itu menilai ulah kelompok militan tersebut sebagai bentuk teror. "Ya itu terorisme," jawab Tito, sembari berjalan meninggalkan ruang paripurna DPR, Senin (27/6).
BACA JUGA: Sanksi Menunggu yang Nekat Tidak Masuk di Hari Pertama
Sebelumnya Anggota Komisi I DPR Supiadin juga geram dengan ulah kelompok yang banyak beraksi di perairan Tawi-tawi, Filipina Selatan.
Menurut dia, Abu Sayyaf sebagai salah satu pimpinan kelompok besar di Filipina Selatan bermasalah dengan pemerintah Filipina, tapi mengapa dalam gerakannya kerap melibatkan warga negara asing seperti Indonesia.
BACA JUGA: Kasus Vaksin Palsu, YLKI Minta Kemenkes Lakukan Audit Ulang
"Kenapa bawa warga negara asing untuk diculik? ini pemberontak atau teroris? ini harus dibicarakan pemerintah Indonesia dan Filipina, harus tegas," kata Supiadin.
Mayjen TNI (Purn) itu menyebutkan, kalau kelompok+kelompok tersebut merupakan pemberontak, maka mereka melawan pemerintahan Filipina yang sah. Sehingga tidak boleh menjadikan warga nehgara asing sebagai sander.
BACA JUGA: Kasus Vaksin Palsu, Bareskrim Bekuk 2 Distributor
"Kalau pemberontak pada pemerintah, tuntutannya jangan jadikan warga negara asing sebagai sandera. Kalau mereka teroris bikin kesepakatan Indonesia-Filipina, kerjasama penindakan teroris," pungkasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Interupsi Paripurna, Politikus PDIP Sampaikan Titipan untuk Tito
Redaktur : Tim Redaksi