jpnn.com - JAKARTA - Para pengusaha kapal nasional yang tergabung dalam Indonesian National Shipowner's Association (INSA) ikut menyoroti masalah dwelling time atau waktu bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan, masalah itu bisa diatasi dengan adanya pembangunan pelabuhan baru. Sebab, pelabuhan baru bisa mengurangi beban pelabuhan Tanjung Priok yang sudah sangat padat.
BACA JUGA: Jonan Beber Dua Biang Kerok Dwelling Time
"Seperti rencana Cikarang Dry Port itu atau minimal bangun Pelabuhan Marunda dari dibatalkannya Pelabuhan Cilamaya," ujar Carmelita saat berdiskusi dengan media di Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (25/6).
Carmelita juga mengingatkan agar pemerintah melihat efek jangka panjang sebelum memulai pembangunan pelabuhan. Di antaranya ialah akses penunjang infrastruktur serta kondisi lalu lintas menuju dan keluar pelabuhan.
BACA JUGA: Ini Informasi Penting Bagi Pelanggan Listrik 450 VA sampai 900 VA, Subsidi Mau Dicabut
"Lalu lintas macet (Tanjung Priok) padahal cuma satu kali angkut. Bahkan dulu saja pernah tiga kali angkut. Yang seperti ini juga harus diperhatikan untuk menekan cost," tandas wanita yang akrab disapa Memey itu. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Jokowi Sebut Kerugian Dwelling Time Rp 780 Triliun, Jonan: Itu Angka dari Mana?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penertiban Dwelling Time, Jonan: Harus Tegas, Naikkan Tarif
Redaktur : Tim Redaksi