jpnn.com - JAKARTA – PT Honda Prospect Motor (HPM) optimistis perbaikan pasar otomotif dan target penjualan dapat tercapai pada 2017.
Syaratnya, terjadi kompetisi antarprodusen dan distributor mobil untuk terus memperbarui produk dan program pemasaran.
BACA JUGA: PHK Marak, Penjualan Motor Roda 3 Melesat
’’Kompetisi makin ketat. Adu irit, adu murah, adu program (penjualan dan layanan purnajual, Red), adu diskon, banyak. Seperti ponsel dan TV, habis luncurkan produk ini, keluar lagi produk itu,’’ kata Marketing & Aftersales Service Director HPM Jonfis Fandy di sela Honda Day 2016 di ICE, Bumi Serpong Damai (BSD), Sabtu (29/10).
Konsumen, tutur Jonfis, kini tidak lagi membeli satu mobil untuk dipakai seumur hidup.
BACA JUGA: Pertamina-Rosneft Setor Rp 5,2 Triliun
Hal itu ditunjang tren teknologi, desain, dan aspek lifestyle kendaraan yang bergerak sangat cepat.
Agen pemegang merek (APM) pun dituntut mengimbanginya dengan berbagai cara.
BACA JUGA: Begini 2 Cara Populerkan Istilah-istilah Syariah
Termasuk meluncurkan produk baru dan produk pemanis seperti special edition dan limited edition.
Pada Honda Day 2016, HPM menyerahkan 28 unit HR-V Mugen kepada konsumen yang memesan sejak pergelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016.
Bila dibandingkan dengan HR-V standar, HR-V Mugen tampil beda karena disematkan berbagai aksesori.
Misalnya, velg tough 17 inci, grill depan yang lebih sporty, spoiler samping dan belakang, serta tailgate spoiler.
Di bagian interior, sistem audio dilengkapi layar delapan inci yang kompatibel dengan berbagai format musik dan delapan premium speaker yang terdiri atas tweeter, front speaker, dan rear speaker berikut tweeter-nya.
Pada tahap awal, HR-V Mugen diproduksi 360 unit per bulan atau sekitar sepuluh persen dari total penjualan HR-V.
Jika HR-V Mugen masuk sebagai wajah baru, HPM menghentikan produksi Honda Freed sejak Juli lalu.
Mobil keluarga dengan pintu tengah geser itu discontinued karena konsumennya sudah bergeser ke produk lain yang harganya hampir sama, terutama HR-V.
’’Pada dasarnya, konsumen Indonesia senang mobil stylish. Bentuk yang kotak sudah mulai jarang diminati,’’ ungkap Jonfis.
Terjual sekitar 3.000 unit per bulan sejak diluncurkan pada 2009, Freed di Indonesia memang terus mengalami penurunan penjualan menjadi 600 unit per bulan.
’’Sekarang di diler mungkin masih ada satu atau dua unit ya (di setiap diler, Red). Tapi, sudah tidak ada suplai dari kami,’’ jelasnya.
Meski mengurangi satu lini produknya, HPM optimistis target penjualan 180 ribu unit tahun ini bisa tercapai.
Demikian pula pangsa pasar yang mampu mencapai 19–20 persen.
’’Sekarang (per September 2016, Red) sudah 157 ribu unit. Jadi, kami optimistis targetnya tercapai,’’ tuturnya.
Pasar otomotif nasional saat ini mulai membaik. Ada potensi kenaikan 2–5 persen pada semester kedua jika dibandingkan dengan semester pertama.
’’Mudah-mudahan tahun depan efek tax amnesty lebih terasa. April tahun depan mungkin mulainya,’’ ujarnya.
Beberapa indikator situasi kondusif adalah pertumbuhan ekonomi stabil, inflasi tidak terlalu tinggi, dan pergerakan rupiah tidak fluktuatif dalam rentang signifikan.
’’Pergerakan rupiah sekarang tidak mendadak. Itu bagus,’’ terangnya. (gen/c14/noe/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur BI: Indonesia Merespons Fiskal Sangat Baik
Redaktur : Tim Redaksi