Inilah 6 Kandidat Berpeluang Dampingi Moch Anton

Jumat, 15 Desember 2017 – 14:36 WIB
Wali Kota Malang Moch Anton. Foto: Darmono/Radar Malang/JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Hingga saat ini belum jelas siapa yang akan menjadi bakal calon wakil wali kota Malang pendamping petahana Moch Anton.

Memang sudah muncul duet Anton-Syamsul, tapi itu hanya rekomendasi Partai Nasdem. Sementara beberapa partai lain yang mengusung Anton tidak menutup kemungkinan akan mengusulkan jagoannya. Siapa yang mendampingi Anton?

BACA JUGA: Genjot Pariwisata, Wali Kota Malang Gagas Kampung Janda

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Malang, enam kandidat N2 disebut-sebut berpotensi mendampingi Anton.

Mereka adalah Sekretaris Real Estate Indonesia (REI) Malang, Syamsul Mahmud; Ketua DPD Partai Golkar Malang, Sofyan Edi Jarwoko; Ketua DPC Perhimpunan Adokat Indonesia (Peradi) Malang, Gunadi Handoko; mantan kader PDIP sekaligus tokoh Garda Pancasila, Gandung Rafiul N.H; pengusaha Eddy Wahyono dan Owner Taksi Citra, Rudy Soesamto.

BACA JUGA: Golkar Dekati PKB

Sofyan Edi Jarwoko misalnya, berpeluang karena mempunyai lima kursi di parlemen. Anton memang sudah resmi mendapatkan rekomendasi dari DPP PKS dan DPP Partai Nasdem.

Namun PKB belum menerbitkan rekomendasi untuk Anton, sehingga secara resmi Anton masih mengumpulkan 4 kursi (3 dari PKS dan 1 Nasdem). Jika menggandeng Sofyan, Anton mempunyai 9 kursi.

BACA JUGA: Muncul Nama Rektor UB, Sutiaji Tetap Percaya Diri

Peluang Gunadi terbuka karena ia sudah mengikuti penjaringan di DPC PKB. Bisa jadi partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu menerbitkan rekomendasi calon N2 untuk Gunadi. Apalagi pengacara ternama itu sudah menyiapkan tim sukses (timses).

Sementara Gandung Rafiul N.H dekat dengan sebagian kelompok PDIP. Pria yang pernah satu kepengurusan dengan mantan Wali Kota Malang Peni Suparto di DPC PDIP Kota Malang tersebut sudah siap bertarung di pilwali 2018.

Eddy Wahyono dekat dengan kalangan pengusaha. Mantan ketua DPC Partai Hanura Kota Malang juga mempunyai modal ekonomi yang bisa menyokong kampanye jika berpasangan dengan Anton.

Sementara Rudy Soesamto adalah owner Taksi Citra. Anak mantan Wali Kota Soesamto itu juga dekat dengan payuguban sopir angkot.

Namun berdasarkan sumber di kalangan orang dekat Anton, di antara kelima kandidat tersebut, sementara ini Syamsul lebih berpeluang. Sebab, ia sudah mengantongi rekomendasi dari Partai Nasdem.

Selain itu, juga pernah bekerjasama dengan Anton saat menggarap proyek properti. Syamsul juga masuk kepengurusan Anton di PKB, yakni menjabat wakil bendahara DPC PKB Kota Malang. Keuangan Syamsul juga tidak diragukan.

”Syamsul itu pemilik PT Bukit Dieng Permai. Perusahaan tersebut pernah menggarap proyek, bekerjasama dengan Anton,” ujar sumber di internal REI Komisariat Malang yang enggan disebutkan namanya itu.

Selain itu, kedekatan Syamsul dengan Anton sudah terjalin lama. Saat Asosiasi Kota (Askot) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kota Malang dipimpin Lukman ”Gus Lukman”Al Karim, Syamsul didapuk menjadi sekretaris atas permintaan Anton.

Seperti diberitakan, Rabu lalu (13/12) DPP Partai Nasdem menerbitkan rekomendasi untuk pasangan Anton-Syamsul. Masing-masing sebagai bacawali dan bacawawali.

Menanggapi peluangnya menjadi calon N2, ketua DPC Peradi Malang Gunadi Handoko menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan tim sukses.

Jumlahnya sekitar 20 orang dan tersebar di semua kecamatan. ”Kami sudah bentuk timses (tim sukses). Ada 20 orang yang kami siapkan,” kata Gunadi.

Gunadi menegaskan, timnya siap diturunkan setiap waktu jika dibutuhkan. ”Sementara ini masih nunggu kepastian rekom (dari DPP PKB),” ucap sarjana hukum ini.

Ketua DPD Partai Golkar Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko menyatakan, ia bersama timnya terus berkomunikasi dengan partai lain.

Hampir semua partai pemilik kursi di parlemen dijajakinya. Termasuk poros PKB-PKS dan PAN-PPP-Hanura. ”Kami masih inten komunikasi dengan semua partai,” ungkap mantan anggota dewan ini.

Pengusaha Eddy Wahyono mengakui mendapat dukungan dari beberapa kalangan. Namun ia belum memutuskan sikap. ”Kalau maju ya harus melalui partai politik,” kata mantan ketua Gabungan Pelaksana Kontruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Kota Malang itu.

Sementara Rudi Soesamto yang mendapatkan dukungan tinggi dari poling ”Siapa Layak Pimpin Kota Malang?” itu masih menimbang-nimbang partai apa yang akan dijadikan kendaraan politiknya.

”Jika masyarakat mendukung, itu sebuah bentuk kepercayaan (untuk maju di pilwali),” tuturnya.

Berbeda dengan Rudi, Gandung Rafiul Nurul Huda mantap menyatakan keputusannya untuk terus maju di Pilwali 2018. Wasekjen Ikatan Alumni Universitas Brawijaya itu mengklaim sudah mendekati koleganya di DPP PDIP. Termasuk berkomunikasi dengan mantan gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat.

”Saya sudah dua kali bertemu Pak Djarot (Djarot Saiful Hidayat), terakhir minggu lalu di Malang,” kata Gandung. Ia yakin akan mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP.

”Ada panggilan dari DPP untuk tawaran N2, tapi saya kekeh nyatakan maju N1,” kata pria kelahiran 15 Desember 1981 itu.

Disinggung terkait basis masa non partai, Gandung menyatakan sudah didukung Garda Pancasila. ”Ada kader Garda Pancasila di setiap RW di Kota Malang. Itu tim sukses saya,” kata pria 35 tahun itu.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Brawijaya, Wawan Sobari, M.A, Ph.D menyatakan, saat ini publik penasaran dengan siapa yang akan digandeng Anton di pilwali 2018.

Selain popularitas Anton tinggi, N2 juga berpotensi melanjutkan kepemimpinan Anton pada pilwali 2023 mendatang.

”Otomatis Anton harus selektif, karena ada pertimbangan ke depan. Misalnya sebagai penerus setelah Anton di Pilwali 2023,” terang Wawan.

Dosen politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB ini menjelaskan beberapa kriteria untuk menjadi cawali. Mulai elektabilitas, hingga dari kalangan mana. ”Modal anggaran calon N2 juga menjadi pertimbangan,” Kata dia.

Disinggung mengenai rekomendasi DPP Partai Nasdem untuk Anton-Syamsul, Wawan mengatakan dinamika politik bisa berubah setiap saat. Bisa jadi masyarakat banyak yang tidak mengenal Syamsul, tapi politik tidak bisa dipandang sederhana.

”Banyak aspek yang diperhitungkan. Bukan hanya elektabilitas, namun kepentingan seperti sebagai penerus incumbent di pemilu selanjutnya juga penting,” terangnya.

Dengan merapatnya Partai Nasdem, Wawan menyatakan, posisi Anton makin kuat. ”Kekuatan incumbent jelas bertambah. Namun harus diingat, perlawanan juga muncul seperti Yaqud Ananda Gudban,” terang dia.

”Nanda berani melakukan manuver dengan dialog ke bawah, sperti ke NU (Nahdlatul Ulama),” sambungnya.(asa/jaf/im/dan)

Siapa yang Berpeluang Digandeng Anton?

Syamsul Mahmud

- Mengantongi rekomendasi bacawawali dari Partai Nasdem

- Dipercaya Moch. Anton menjadi wakil sekretaris DPC PKB

- Pernah bekerja sama membangun proyek properti bersama Moch. Anton

- Modal ekonomi cukup

Sofyan Edi Jarwoko

- Ketua DPD Partai Golkar Kota Malang

- Mempunyai 5 kursi di parlemen

- Berpengalaman di bidang pemerintahan

Gunadi Handoko

- Mengikuti penjaringan bacawawali di DPC PKB

- Sudah menyiapkan tim sukses

Gandung Rafiul NH

- Dekat dengan sebagian kelompok di PDIP

- Mendapat dukungan penuh dari Garda Pancasila

- Mempunyai jaringan alumni Universitas Brawijaya

Eddy Wahyono

- Berpotensi menggerakkan komunitas Volly dan HDCI Malang

- Dekat dengan kalangan pengusaha

- Modal ekonomi cukup untuk membiayai dana kampanye

Rudy Soesamto

- Bos Taksi Citra

- Modal ekonomi cukup

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sutiaji Daftar ke PDIP, NU Bereaksi Keras


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler